Karena saat ini adalah hidup
Yang ternyata bukan sebuah keaslian
Yang entah adalah buram atau hanya maya
Kemudian terduduklah dari Ya menuju Ya
Tanpa tidak yang tertolakkan
Menenggelamkan diri dalam kekuatan
Membenamkan dada dalam kegemuruhan
Ketika Ya meraung dan menolak
Maka saat itu redup itu tersingkap
Menidurkan rembulan
Tanpa tahu saat itu siang
Melelakan mentari
Tanpa sadar saat itu gerhana
Pada saatnya....
Redup itu bukan lagi milikmu
Tapi kini menjadi milikku
Aku telah berhutang padamau
Atas lelapku untuk sekian nafas hidupku
Dan demi itu
Aku bersaksi...bahwa kamu tak lagi aku
Dan bahwa aku buan lagi kamu
Kita adalah kita yang hanya untuk kita
Terimakasih atas tumpangannya
Minggu, 19 April 2009
Selasa, 14 April 2009
Terlelap dalam Keterjagaanku
Semalam seakan tuhan sedang memanduku
Memanduku untuk tetap terjaga
Gelisah dalam kelebat selimut berbau anyir
Menjadikan sepanjang malamku tanpa pejamku
Menjadikan aku terlelap dalam keterjagaanku
Semalam menjadikan aku merangkai bayang
Byangku sendiri
Diatas air berlantai biru
Tanpa perlu ditanyakan apa dan siapa
Tanpa perlu dibicarakan mengapa dan karena siapa
Bukankah semuanya hanya sejarah
Yang mungkin bisa saja terlupakan
Memanduku untuk tetap terjaga
Gelisah dalam kelebat selimut berbau anyir
Menjadikan sepanjang malamku tanpa pejamku
Menjadikan aku terlelap dalam keterjagaanku
Semalam menjadikan aku merangkai bayang
Byangku sendiri
Diatas air berlantai biru
Tanpa perlu ditanyakan apa dan siapa
Tanpa perlu dibicarakan mengapa dan karena siapa
Bukankah semuanya hanya sejarah
Yang mungkin bisa saja terlupakan
Ketika Harus Bangun dengan Dibangunkan
Andai saja malam memang selalulah sunyi
Tanpa kehidupan
Dan tanpa cerita yang hanya mendesis
Andai saja pagi selalulah semerbak
Tanpa kericuhan
Dan suara sedu sedan
Kadang aku benar-benar tak dapat terjaga
Untuk sekedar menyadari subuhku yang melayang
Kadang aku benar-benar tak mampu membelalak
Untuk sekedar memahami diriku yang berdarah
Aku benarlah aku
Yang hanya berusaha menjadikan hidup menjadi sederhana
Yang tak pernah berupaya untuk sekedar sedikit terbang
Yang ketika harus dibangunkan untuk terjaga
Tanpa kehidupan
Dan tanpa cerita yang hanya mendesis
Andai saja pagi selalulah semerbak
Tanpa kericuhan
Dan suara sedu sedan
Kadang aku benar-benar tak dapat terjaga
Untuk sekedar menyadari subuhku yang melayang
Kadang aku benar-benar tak mampu membelalak
Untuk sekedar memahami diriku yang berdarah
Aku benarlah aku
Yang hanya berusaha menjadikan hidup menjadi sederhana
Yang tak pernah berupaya untuk sekedar sedikit terbang
Yang ketika harus dibangunkan untuk terjaga
Langganan:
Postingan (Atom)