Minggu, 19 April 2009

Redup Itu Bukan Lagi Milikmu

Karena saat ini adalah hidup
Yang ternyata bukan sebuah keaslian
Yang entah adalah buram atau hanya maya

Kemudian terduduklah dari Ya menuju Ya
Tanpa tidak yang tertolakkan
Menenggelamkan diri dalam kekuatan
Membenamkan dada dalam kegemuruhan

Ketika Ya meraung dan menolak
Maka saat itu redup itu tersingkap
Menidurkan rembulan
Tanpa tahu saat itu siang
Melelakan mentari
Tanpa sadar saat itu gerhana

Pada saatnya....
Redup itu bukan lagi milikmu
Tapi kini menjadi milikku
Aku telah berhutang padamau
Atas lelapku untuk sekian nafas hidupku

Dan demi itu
Aku bersaksi...bahwa kamu tak lagi aku
Dan bahwa aku buan lagi kamu
Kita adalah kita yang hanya untuk kita

Terimakasih atas tumpangannya

Selasa, 14 April 2009

Terlelap dalam Keterjagaanku

Semalam seakan tuhan sedang memanduku
Memanduku untuk tetap terjaga
Gelisah dalam kelebat selimut berbau anyir
Menjadikan sepanjang malamku tanpa pejamku
Menjadikan aku terlelap dalam keterjagaanku

Semalam menjadikan aku merangkai bayang
Byangku sendiri
Diatas air berlantai biru

Tanpa perlu ditanyakan apa dan siapa
Tanpa perlu dibicarakan mengapa dan karena siapa
Bukankah semuanya hanya sejarah
Yang mungkin bisa saja terlupakan

Ketika Harus Bangun dengan Dibangunkan

Andai saja malam memang selalulah sunyi
Tanpa kehidupan
Dan tanpa cerita yang hanya mendesis
Andai saja pagi selalulah semerbak
Tanpa kericuhan
Dan suara sedu sedan

Kadang aku benar-benar tak dapat terjaga
Untuk sekedar menyadari subuhku yang melayang

Kadang aku benar-benar tak mampu membelalak
Untuk sekedar memahami diriku yang berdarah

Aku benarlah aku
Yang hanya berusaha menjadikan hidup menjadi sederhana
Yang tak pernah berupaya untuk sekedar sedikit terbang
Yang ketika harus dibangunkan untuk terjaga

Me

facebook aku