Minggu, 06 Desember 2009

Wedding Happy Together

Entah kenapa lagi pengen posting, utak atik kabel yang ngebulet gak keruan diatas tempat tidur aku, bikin pengen nyentuh laptop yang dah kayak sampah tiap malem, tergeletak gitu aja kayak ga' perlu, pas ada yang pengen nyapu en bersih-bersih biasanya ni kabel langsung di selipin di kolong lemari, parah kan.....

Langsung aja ah...pembukaan yang ga' seru barusan tinggal deh. Posting pagi-pagi gini benernya ga' ada cerita, tagpi pengen aja isi blognya ga' basi.....kelamaan ga' posting deh kaya'nya aku. cerita apa ya....????

Pengen cerita..... tentang pernikahan temenku aja lah, kemaren sih..... dah beberapa hari yang lalu. Pas tanggal 1 Desember kemaren Dhiva en belehan jiwanya Miftah melangsungkan upacara syakral...Upacara Bendera..ups..pernikahan maksudnya. Seperti biasanya temen-temen Art_is punya kebiasaan buruk dalam menghadiri wedding temen-temen, kalo ga dateng terlalu awal nyampek kadang pulang sebelum acara dimulai, kita dateng terlalu akhir nyampek nyampek ratu seharinya dah ganti pake daster en kolor he he he he. Nah...pada acara Dhiva en Miftah ini kita ngelaksanain kebiasaan buruk yang kedua yaitu dateng setelah kursi tamu dah disusun rapi, sound system dah dibalikin, piring-piring dah dicuci, tenda dah diturunin....parah kan...asli telat tu, untung ga ada acara "yang terlambat berdiri" kalo emang gitu jadi berdiri tanpa ampun diantara segarnya aroma laut nelayan 'amis cuy'...selang keterlambatan kita meski para tamu dah bubaran en baju melati yang dipake pengantin dah pada sobekan, dicuri orang yang pada kebelet nikah kali ya....kita tetep rame rame aja ga' peduli tuan rumah kayaknya dah pengen gulung tiker trus rebahan karna dah cape seharian tahan senyum nyambut tamu....kwak kwak kwak biarin aja lah....Aku sendiri merhatiin Dhiva, sebagian temen-temen yang lain juga...ajigile....cantik deh, beda banget ma biasanya, tapi dasar cewe perjalanan jauh jadi ribet, ribet yang mau sholat, ribet yang mau ke kacil (kamar kecil.red) ribet nebelin bedak ("biar sekalian nebelin iman, kan yang tebel bedaknya tebel imannya....he....salah ya cuy?") Maka ribetlah kita dalam rangka melaksanakan sholat ashar dan maghrib, ribet ribet ribet sampe akhirnya kita pulang pas setelah sholat maghrib, ngabisin makanan dan ngerepotin ka' Muth sebagai teteangga pali dekat dengan acara wedding...Pulang deh kita dalam keadaan pengen muntah...habisnya kekenyangan trus cium aroma mobil yang aduhai...ngulek perut...

Selasa, 24 November 2009

Kalau Boleh Tuhan Menjamah

Kalau boleh tuhan menjamah hari ini

Demi hamba yang terduduk
Melihat malaikat tak jadi masuk temui hamba
Malaikat sekedar berkelebat
Hari ini malaikat tak jenguk hamba tuhan
Mungkin karna malaikat tak lihat nama hamba dalam daftarnya
Atau tuhan sedang tak ingin malaikat menyapa hamba
Akankah tuhan tak perintahkan malaikat?
Untuk sekedar meninggalkan jejaknya

Kalau boleh tuhan menjamah siang ini

Demi hamba yang tercengan
Melihat malaikat yang hanya kibaskan jubahnya
Kuasa Engkau bergerak atas kehendak Engkau
Apalah hamba, yang kecil dari yang kecil

Kalau boleh tuhan menjamah malam ini

Demi hamba yang terenyuh diatas tanah
Perintahkan malaikat mampir
Dan beri hamba sehelai sapu tangan
Demi rasa takut hamba
Melihat malaikat yang sekedar lewat sejak pagi

Kalau boleh tuhan menjamah

Jamahlah hamba
Disetiap kasih sayang
Disetiap nikmat
Disetiap karunia
Karna hanya Engkau yang mampu menjamah

Keong...Semangat!

Belakangan ini jadi terasa ga' enak banget
Mungkin benar kata orang
Ada kalanya manusia akan menjadi lebih buruk dibanding keong
Saat ini aku sedang berjalan lambat selambat hewan berlendir itu

Membuat hal yang menyenangkan buat aku lebih suntuk dari sebelumnya
Sedang menyesal mungkin
Beberapa hal yang aku sesali akhir akhir ini

1. Sedang sering ngeluarin kata dengannada menyindir
2. Sekali kasar sama ibu dan bapak
3. Lari dari mudir karna taut dapet tugas
4. Ganti nomer karna pengen tenang
5. Acuh sama kerjaan yang harusnya jadi tanggung jawab aku

Hempsssssszzzzz
Kenapa tiba-tiba lelah selelah ini?
Kenapa mendadak jatuh sesakit ini?
Aku ga' mau nyalahin siapapun
Yang sudah turut nyubangin suasana keon beberapa hari ini
Gimanapun yang paling berperan nyiptain suasana itu a aku sendiri

Maaf saja untuk semuanya
Mungkin kadang marahku untuk semua sengaja aku jadikan alasan
Padahal ga' seharusnya gitu

Mulai hari ini
Meskipun aku masih selambat keong
Aku akan mencoba melangkah
Bukan lagi ngesot
Mesti semangat
Biar orang sekitar ketularan semangat aku

MARI BANGKIT BERSAMA

Rabu, 04 November 2009

Saat Benci yang Aku Ingkari, Harus Aku Akui

Aku sedikit menyesal
Karena pernah menganggap aku tak perlu marah padanya

Saat ini ia sedang tertawa
Menikmati makian yang aku gagalkan untuknya
Saat ini ia sedang berbangga
Menang atas kemenangannya yang tlah buatku malu
Saat ini ia sedang jumawa
Merasa aku sudah jatuh, padahal tidak

Aku sangat menyesal
Karena pernah membuatnya terbebas dari rasa bersalah

Kali ini ia menganggapku malu
Padahal aku sedang menjaga
Menjaga aku dan perasaan lain disisinya

Jika ia berharap aku tau
Bahwa betapa RUGInya aku telah mengenalnya
Ia benar-benar telah mengajariku
Bahwa untuk apa aku mengenalnya
Bahwa untuk apa aku pernah menghormatinya

Ia hanya sebatas kambing berjenggot
Yang hari ini benar-benar seharusnya aku marah padanya

Terimakasih....
T'lah buatku sadar, bahwa aku dalam posisi RUGI

Terimakasih....
ANDA ajarkan aku banyak hal

Gadis Part I

Ada cerita sedikit mengerikan di bulan November, seorang gadis yang ternyata belum pernah membuka mata, saat ini ia dihadapkan pada sebuah pelajaran mahal, dimana ia belum pernah tau dan mendengar.
Tempat ia berlari sedang lari, tempat ia memeluk sadang menengadah entah. Ibaratkan ia hanya ada sendiri.
Seorang datang hendak menyapanya, menyapa dengan sapaan yang berbeda.
Ia mengis kencang dan berbicara dalam hatinya, ia berteriak tanpa ada yang harus dengar, ia mengaduh tanpa ada yang merasa ia sedang beraduh

"Tempat untuk berbahagia itu ada di
sini. Waktu untuk berbahagia itu kini.
Cara untuk berbahagia ialah dengan
membuat orang lain berbahagia"
-- Robert G. Ingersoll"

"Aku mengaduh hari ini, saat orang yang aku panggil ibu datang bertanya hendakkah atau tidakkah engkau putriku? saat itu aku menggeleng tidak, dengan kukuh berkata tidak, orang yang kubanggil ibu kembali bertanya, kali ini matanya berkaca dan berkata jangan takut sayang, jangan malu pada ibu, ibu hanya ingin tau, apakah orang Agung ini punya tempat dihatimu?" aku kembali menggeleng dengan mata tertunduk dan rasa tak enak menyerap juga mengalir bersama dinginnya keringat, ibu tak pernah mengajakku untuk berbicara tentang hal ini, baru kali ini ia datang dan menanyaiku, aku tak terbiasa dengan hal macam ini, teriakanku selama ini dengan berkata AKU MASIH KECIL adalah bentuk aku sedang berlari, berlari dari kenyataan bahwa seharusnya aku mulai berfikir tentang ini. Ibu kembali bersuara Apa alasanmu Nak? kali ini suara ibu terdengar lirih sekali, sangat lirih entah karena suaranya bergetar, atau aku yang sedang gemetar, sungguh aku tak percaya ibuku berbicara sebeban ini. Kenapa ga' dari dulu bu? ga' pada saat segenting ini, aku merasa dirongrong pertanyaan. Kali ini aku kembali menggeleng dan hanya berkata Saya ndak tau alasannya. Ibuku mengehela nafas, tanpa memegang tanganku, tanpa hendak memelukku ia berkata Karena ia adalah orang Agung? Pada saat itu aku ingin bilang, Ibu peluk aku, aku begitu takut pada mu, pada tatapan matamu, mengapa engkau tak seteduh kemerin dan sebelumnyya, saat menanyakan berapa uang yang aku butuhkan, apa yang aku inginkan dan lain sebagainya. kali ini mata teduh ibu begitu menakutkan, aku benar benar takut pada mata ibu, namun kembali aku menggeleng Tidak. kembali ibu bertanya Ada yang sudah menempati tempat indah itu nak? aku mengernyitkan dahi dengan pertanyaan ibu kali ini, dalam hati aku berkata Setidak percaya apakah ibu padaku, sampai hati berfikir bahwa aku seburuk itu, Aku bukan gadis berani bu, aku bukan anak sedemikian ibu fikir. Tapi aku cukup berteriak dalam hati, kenapa lidah ini tiba-tiba menjadi kelu? tetap aku menggeleng untuk pertanyaan ibu kali ini. Hingga kemuadian ibu bertanya kembali Apakah orang Agung ini membuatmu tak enak untuk memandang? Demi tuhan aku tak sangka ibu akan berkata demikian menyakitkan, entah apa yang ibu fikir tentang aku, benarkah ia berfikir aku seterbang ini? Lagi-lagi aku menggeleng. Kalau kau menggeleng untuk semua pertanyaan yang ibu tanyakan, lalu apa yang membuatmu menggeleng untuk pertanyaan pertama ibu? Kembali aku menggeleng, menggeleng dan terus menggeleng. Ibu aku takut padamu, aku sungguh tak tau, aku sungguh begitu bodoh, maukah engkau menjawabkannya untukku? Bodohnya aku hingga bicarapun aku tak mampu. Aku terdiam lama, selama itupun ibu tak menepuk pundakku, ingin rasanya menangis, tapi masih aku rasa tak pantas, sampai akhirnya ibu kembali berucap Kau merenunglah untuk sepekan, Dia orang Agung, tak pantas untukmu menggeleng, Berfikirlah lagi. Dalam hati aku berteriak Ibu aku mengenalnya, sempat berbicara dengan keAgungannya, sempat berdiam dengan bosan di tempat Agungnya, aku tau keAgungan yang ada padanya takkan pernah membuatku nyaman. Dengan fikirku demikian kembali aku menggeleng dan dengan lirih berkata Saya ndak mau bertempat di tempat agung ini bu....

Ibu pulang, dengan memberiku PR untuk berfikir, Aku meratap dari jauh
Ibu....mengapa engkau biarkan aku besar di tempat ini, tanpa engkau ajarka tentang hal ini, kenapa engkau tak coba pahami gelengan kepalaku, sejak dulu, sampai saat ini aku menggeleng kembali, kau tetap tak fahami. Ibu....aku benar-benar menolak karna banyak hal menakutkan yang aku rasa demikian menohok.
Ibu....Aku ingin kau mendengarkan aku dan memintaku bercerita, tanpa ajukan sedikitpun pertanyaan. Aku ingin kau memintaku berkata dengan tenang, memelukku dan menghilangkan rasa takut ini
Ibu....aku begitu bodoh untuk kali ini, PR dari mu untuk berfikir benar tak bisa aku kerjakan dengan baik.
Aku takut karna aku merasa sendir, kenapa ibu tak katakan bahwa ibu ada bersamaku, kenapa ibu tak bilang bahwa ibu sedang ada denganku? mengapa saat ini aku rasa ibu begitu jauh, begitu tak mendengarku, begitu tak tersentuh
Haruskah aku berkorban demi ibu huntuk hal seAbadi ini
Dia memang orang yang begitu Agung, mungkinkah aku dapat keAgungan lain yang nantinya aku yang mengagungkan?

Maaf Bu....Saya Ndak Bisa.....Maaf dengan hormat

Selasa, 11 Agustus 2009

Aku Menulis, Ini Cerita Orang 1

Aku pengen nangis hari ini, bukan karena benci, bukan juga karena patah hati......
Aku menulis________________________

Malam kian larut, ternyata anjing menggongong sebegitu kerasnya, menohok batin yang sedang nanar tertikam, ada banyak cerita yang aku dengar belakangan ini.
Tentang seorang gadis yang hanya bisa mengiba, tubuhnya belakangan ini sedang kerap menggigil, giginya gemeretak menahan tangis, ia menangis dan terus menangis. Ia sedang kehilangan, sangat kehilangan, sosok yang belakangan ia nisbatkan menjadi satu-satunya tempat mengadu di kalangan makhluk tuhan, setubuh tegap penuh cerita dan gaya bicara yang menyenangkan yang telah ia rasa menemaninya, ia rasa mendekapnya kuat, melindungi dan buatnya terasa nyaman. Sosok itu pergi tanpa alasan dengan bahasa tanpa ada yang bisa memahami, bukan karena lelaki ini tak tau harus berkata apa, tapi karena lelaki ini tak tau harus beralasan apa. Ia membuat satu tubuh koyak, terjerembab dalam kpasrahan, menangis dalam paksaan untuk ikhlas dan rela. Lelaki ini pergi setelah ia menanam dan kemudian menyabitnya tanpa ampun, dia bilang dia tidak pernah ada tapi juga tak pernah tak ada. Apa laki-laki ini pernah berfikir bahwa perasaan yang ia tanam menciptakan tunas disisinya, menyedot air bersama, meresap sinar mentari bersama dan bergoyang sepadan? Apa lelaki ini pernah berfikir bahwa ketika ia pergi, ia masih menyisakan jejak langkah, dan jejak itu berkubang dengan sempurna. Dia bukan lelaki biadab, tapi ia tak pantas dipandang. Sekila sorang akan beropini tentang pemuda ini, semua akan bilang ia satu-satunya orang bersahaja yang pernah ada, tapi sejak hari itu dia buat rekanku menggigil dan tanpa henti menangis, sejak hari dimana ia buat temanku menjadi diam dan tiba-tiba mengalirkan air mata tanpa syarat, sejak hari itu aku menobatkannya sebagai bukan laki-laki, ternyata ia belum pantas dikatakan laki-laki.
Kemudian selang beberapa hari ia masih datang mengganggu, menawarkan sebuah pertemanan yang membungkus status permainan..Ancrittttt buat orang itu

Sabtu, 01 Agustus 2009

Kau Tak Pernah Ada

Aku sedang berusaha untuk tidak membenci, sedang berusaha untuk selalu menganggap hal lain biasa saja, berusaha santai tanpa tegang, dan juga mencoba tegar dan tak gentar oleh guncangan. Aku tidak sedang dalam dilema, aku sedang mencoba dan terus mencoba. Bukan aku benci dan marah, hanya rasa tak nyaman hingga benar-benar ingin mengeluh,
Aku cukup sadar, menjadikanmu berada dibawah tahta fikirku, bukan menjadikanmu dalam lindung fikirku. Aku cukup membencimu tapi bukan berarti selamanya, berhenti berangsur bukan berarti merubah, aku sedang berupaya untuk berfikir lebih luas layaknya lautan, ketika pasang di satu sisi, maka akan surut di sisi lain, itu dia kehidupan, saat aku tak boleh memandang sebelah mata, karena tuhan beriku sepasang mata.
Bukan karenamu aku marah, bukan karenamu aku terganggu, juga bukan karenamu aku sakit...semua karena aku yang buat, karena aku yang menikmati dalam saki.
Terimakasih atas semua...namun kau tak perlu kau berterimakasih kembali...karena aku tau bahwa kau tak pernah ada

Senin, 13 Juli 2009

Obrolan Facebook.com

R.S.A : Memahami orang lain lebih sulit daripada memahami puisi, fisika dan matematika?!
Aku : Memahami diri sendiri kadang juga lebih sulit dari memahami orang lain
F.W : justru akan lebih mudah. manusia scra sosial dan individu telah memiliki pemahaman untuk memahaminya. sementara, puisi dan matematika akan berdialektika yang didasarkan pada keberagaman manusia.
Lamya : ckckck...iya si Vaiq nyekak tuh. Pahami diri sendiri dulu, dngan begitu orang lain kan memahami kt
R.S.A : Vaiq:untuk memahami diri sendiri kita bisa bercermin pada diri sendiri sedangkan memahami orang lain bercermin pada apa?, Lamya: ada jaminan orang lain memahami kita?!
Aku : Kalau kamu menemukan cermin untuk bercermin, kalo engga'?...adakalanya kita ga' faham kenapa kita begini dan begitu, ada saatnya kita ga' ngerti kenapa tiba-tiba senang dan tiba-tiba suntuk....dan banyak saat kita ga' tau harus apa dan untuk apa
Lamya : jika kt telah memahami diri kita, maka kt akan paham siapa diri kt, dengan berbicara dengan orang saja, kt sudah sedikit mengerti tentang nya, orang lain pun jua mengerti tentang kt, so... kt paham dia, dia pun paham kita.
R.S.A. : manusia tidak pernah terlepas dari jiwa, hati dan pikiran
ketiganya saling berkaitan dan merespon satu sama lain yang lebih mengerti kita tentu kitalah sendiri kenapa orang selalu mencari jati diri sehingga kita perlu introspeksi dan kontemplasi menemukan cermin adalah menemukan diri kita sebenarnya karena masing2 punya karakter, sifat dan ... Read Morekecendrungan masing2. apa yang kita alami adalah apa yang kita rasakan. diri kita terbangun oleh pengalaman, lingkungan dan pemikiran yang kita bangun. tapi memahami orang lain....?'
R.S.A. :
kita paham dia, dia pun paham kita? sberapa besar...
Aku : Hanya sebesar kita berusaha....selebihnya?
R.S.A. : terserah anda....
A.E.A.: g' juga, kalo menurutku lebih gampang menilai seseorang daripada menilai matematika
R.S.A. : makanya belajar....matematika gampang
B.S.D : Map sblmny iktn nimbrung,TrLLu debat kusir.Saran q sering2 aj dskusi ma anak psikoLog,mrk lbih tw ilmuny...Kelas mu laboratoriumny.
Alvi Rahmawati : teori sifat dan karakteristik manusia menurut johari window pada buku psikologi komunikasi karangan jalalludin rakhmat:
Dalam diri manusia ada 4 aspek
1. yang saya ketahui dan orang lainketahui
2. yang saya ketahui dan orang lain tidak tahu
3. yang saya tidak tahu dan orang lain tahu... Read More
4. yang saya dan orang lain tidak tahu....
Yang paling berbahaya adalah jika zona ke-3 meluas....
maka dari itu, terkadang kita butuh orang lain untuk memberikan kritik dan saran yang membangun!!!!
Aku :
Karna ternyata kadang kita ga' ngerti tentang diri kita sendiri

Minggu, 12 Juli 2009

Buat Aku Bertahan

Buatku Bertahan
Pada tempat nyaman yang tak buatku nyaman
Buatku Bertahan
Pada damai yang tak kurasa damainya
Buatku Bertahan
Pada perut naga yang tak ku temukan panasnya
Buatku Bertahan
Pada kerangkeng yang tak kutau ngerinya
Buatku Bertahan
Pada sesaat yang tak kurasa sekejap

Buatku bertahan
Dengan buang semua tempatku berpegang
Agar ketika satu demi satu hilang
Aku tak lagi karam

Buatku bertahan
Dengan kuatkan kakiku
Dengan sempurnakan tegakku
Dengan bayang semu harapku

Senin, 06 Juli 2009

Lelaki Menjadi Misteri dalam Mimpi

Malam ini...aku mendengar banyak hal
Dan menyebabkan aku takut pada satu hal
Akan sebuah rasa takut yang khawatir tanpa sadar aku pelihara
Akan kengerian yang tak sengaja aku jaga

Mendengar banyak cerita
Menyimak banyak kisah
Menghayati banyak pengalaman
Menyebabkan sedikit bias dalam renungku

Sebelum aku merasakan hal yang aku dengar
Aku sudah hendak berlari
Sebelum aku tau apa yang aku simak
Aku sudah ingin pergi
Semelum aku hayati apa yang aku resapi
Aku sudah mau menutup diri

Mengenai banyak cerita tentang LELAKI
Yang saat ini dalam bayangku hanyalah sebatas MISTERI
Akankah kemudian benar akan menjadi MIMPI BURUK?
Selama aku MERAYAPI hidupku dengan tertatih

Sabtu, 04 Juli 2009

Kenapa Sesesak Ini?

Kenapa semakin hari menjadi semakin sesak?
Aku ta' bermaksud lelah
Aku ta' bermaksud benci
Engkau tak pernah menyentuh dan menyakitiku
Tapi atmosfer yang engkau hadirkan
Benar melahirkan gundah

Aku tak hendak membenci
Aku hanya ingin tutup telinga
Agar lebih tenang

Bukan aku benci
Bukana aku tak suka
Aku hanya hendak menjauh
Agar tak lagi salah melangkah

Bukan lagi The man behind Grandong
Tapi....aku rbelum pernah mengenalmu
Maaf... lebih baik aku menganggap tak mengenalmu
Daripada aku menganggapmu sehina itu
Aku fikir ini lebih baik...untukku
Entah untukmu

Jumat, 26 Juni 2009

Vaiqotur Rosi Iskandar: Smile When Sadness Intrudes....

Vaiqotur Rosi Iskandar: Smile When Sadness Intrudes....

Aku Tak Lagi Temaram

Menangis bukan hal yang tepat
Tertawapun bukanlah hal yang benar
Begitu juga terdiam bukanlah baik adanya

Aku menciptakan jeda untuk hidupku
Menggelut dalam rasa panas dan rasa hening
Menggelepar dengan rengekan anak bulan

Saat menangis adalah hal yang kupaksa tepatnya
Ketika tertawa kurasa menjadi kebenaran
Dimana terdiam kupilih agar menjadi baik

Aku tak lagi temaram
Biarlah menangis, tertawa dan terdiam menjadi satu bagian
Bagian dimana aku merasa lebih tenang
Lebih damai dalam versi mataku sendiri

Meski kumenatap dengan mata telanjang
Namun hatiku tak pernah ku telanjangi
Anak bulan tetap berada dalam anak hatiku
Aku tak lagi temaram
Aku kembali benderang

Senin, 01 Juni 2009

Aku Mengenalmu Di Tempat Ini

Aku mengenal cinta disini, di tempat ini
Saat pertama aku mulai mengeja
Berenang terengap tanpa tau akan kemana

Aku merasakan cinta disini, di tempat ini
Dimana aku menjalaninya dengan begitu sederhana
Mencicipi dengan canda dan gelisah

Aku menyelami cinta disini, di tempat ini
Kala aku menjelma menjadi ada
Menghayati derap demi derap perubahanku

Aku menikmati cinta disini, di tempat ini
Dimana aku selalu bertarung melawan egoku
Berusaha bangkit dalam keterjagaanku

Dan nanti....bila tiba saatnya
Aku akan tinggalkan tempat ini dengan cintaku
Tanpa tinggalkan cinta ini di tempat ini
Karena selama aku mengenal, merasakan, menyelami dan menikmati
Aku banyak belajar
Aku tau dan ingin selalu tau
"I am always yours, and you are always mine"
Aku mengenal cinta disini, di tempat ini
Saat pertama aku mulai mengeja
Berenang terengap tanpa tau akan kemana

Aku mengenal cinta disini, di tempat ini

Ada Apa Bintang?

Ada apa bintang?
Mengapa menjadi tersungging
Menjadi hal terjengah yang pernah kutatap darimu

Ada apa bintang?
Mengapa menjadi indah
Menjadi hal terjauh yang pernah kurasa darimu

Ada apa bintang?
Mengapa menjadi agung
Menjadi membuai dan buatmu terlempar

Ada apa bintang?
Mengapa menjadi gemintang
Menjadikanmu angkuh dan melupakan

Ada apa bintang?
Mengapa enggan kembali
Agar cukuplah sesederhana aku

Aku Lelah, Tapi Tak akan Lama

Aku lelah, tapi tak kelelahan
Aku capek, tapi tak kecapean
Terasa tubuh sedikit merangas untuk sekian hari
Ingin tumpahkan air mata, ingin menangis
Ingin perdengarkan pada semua, ingin teriak

Aku lesu, tapi tak akan lama
Aku ajak berbaring, tapi tak terlelap
Aku ajak tersenyum, tapi tak tulus

Saat sore menjelang gelap
Tuhan masih sisakan mega merah diufuk barat
Yang telah buatku memicingkan mata
Tuhan hendak beriku tau
Bahwa masih ada terang saat datang gelap
Mata hatiku sendiri

Adalah Salah dan Adalah Dosa

Ketika ku lepas terlepaslah lebih lepas, lebih bebas
Karena, bahkan untuk sekedar menatap jejakmu
Telah membuatku semakin mengenang
Dan kemudian kembali mengerang

Adalah kesalahan karena telah mengenalmu
Dan adalah dosa jika samnpai terjalin

Ternyata terlalu bodohnya aku
Dan ternyata terlalu naifnya aku
Ketika harus melupakan menjadi dera
Dan menjadi mengenang adalah sia

Aku rasa...adaku benar bukan untukmu
Aku rasa...hidupku bukan karenamu

Namun ketika hilangmu
Menjadikan jemari ini seolah tak dapat mencengkram
Aku lunglai dalam puisiku
Aku lemah dalam coretanku

Meski kemudian aku terpaku
Atas cintamu, pada orang tercintaku yang datang setelahku
Atas cintamu, padaku yang datang setelah tuhanmu
Hemmm....meski begitu...aku lebih memilih dera untuk pergimu

Senin, 18 Mei 2009

Aku Roboh...Bukan Karena Aku Rapuh

Mendingin dan kemudian memucat
Lunglai kemudian lenyap
Aku bukan sedang menyepi
Aku bukan sedang tertidur
Roboh dalam gemetar kaki dan denyut hati
Aku mengkaku dan hilang
Perlu ditadah oleh beberapa tangan
Ada rasa ingin lebih kuat
Ada rasa ingin kuat berteriak
Ada benci karena banyak air yang terbuang mengalir
Aku terkapar sesaat
Tapi terus bangkit dan memaksa

Insiden Jum'at yang bikin malu...bukan siapa yang malu...tapi aku sendiri...hem...jadi keliatan gimana gitu....

Kamis, 14 Mei 2009

Aku Dibalik Tirai

Langit dimalam hari masih terlihat birunya
Bukan kelam yang nampak pada bibirnya
Bukan pula kumpulan awan yang menjadi perhiasannya
Pun bintang tak membintikinya

Langit menjadi begitu birunya
Meskipun rembulan enggan ada di hadapnya
Tuhan menyapu langit malam ini dengan kuasa-Nya
Aku menyapu langit malam ini dengan air mataku

Aku sedang dibalik tirai
Berkeringat dan menggigil
Bukan takut ataupun malu
Aku sedang menghardik diriku untuk kuat
Aku sedang menengadah
Agar aku tak lagi banjiri langit malam ini

Dibalik tirai ini aku senang
Bersembunyi agar tetap terasa bersinar

Rabu, 13 Mei 2009

Ketika

Ketika aku berusaha
Menjadi kakak yang berjiwa kaka
Menjadi teman yang benar-benar teman
Menjadi saudara yang dirasa saudara
Menjadi guru yang terliahat guru
Menjadi kekasih yang dikasihi kekasih

Ketika aku menjadi
Kakak yang membuat adiknya menopang dan bangkit
Teman yang membuat temannya bersandar dab bercerita
Saudara yang membuat saudaranya percaya dan tersenyum
Guru yang membuat muridnya belajar dan puas
Kekasih yang membuat kekasihnya Tersenyum dan menangis karena Tuhan

Selasa, 12 Mei 2009

Dua Kalimat yang MengApi

Memperbanyak ibadah karena orang yang bodoh
Menggunungkan dzikir sebab lemah dalam berfikir

Dua kalimat tadi banyak mengajak aku merenung
Menekukkan mukaku, dan meluluhkan persendianku
Dua kalimat tersebut, bukan dua kalimat Syahadat
Dua kalimat itu, bukan dua kalimat dari ayat-ayat cinta
Dua kalimat tadi, bukan kutipan syair yang ditulis sufi manapun

Dua kalimat ini adalah api untuk saat ini, esok dan seterusnya
Yang kemudian berkobar dan membakar
Hingga aku selalu merasa
Bahwa aku adalah debu
Dan kemudian menjadi debu kembali

Senin, 11 Mei 2009

Talilat...atau...Hom Pim Pa

Saat semua menjadi berpaling
Aku tak kemudian berfikir untuk hal yang serupa
Berusaha menjadi teguh
Menjadi bagian dalam permainan kehidupan

Aku tak lantas membenci dan pergi
Karena semuanya memiliki giliran masing-masing
Seperti ketika menyanyikan hom pim pa kemudian tertawa
Seperti saat mengeja talilat kaemudian terbahak

Aku hanya butuh menunggu
Dimana tanganku tertunduk saat yang lain menengadah
Ketika tanganku menengadah saat semua menunduk
Kala itu aku menjadi pemain

Senin, 04 Mei 2009

Aku Ingin, Karna Aku Telah

Aku ingin dicintai
Sebesar aku mencintai
Aku ingin disayangi
Sekuat aku menyayangi

Saat berteriak, kemudian didengar
Saat menangis, kemudian dibelai

Aku ingin menuai
Sebanyak aku menanam
Aku ingin ditimang
Serela aku menimang

Saat bercerita, kemudian disimak
Saat menggigil, kemudian dipayungi

Ketika harapan hanya tersandung pada harapan
Ketika keinginan hanya terjatuh pada ketiadaan
Aku meredamnya, sakuat aku mengharapkannya

Saat aku memaksa dan terpaksa

Aku menjadi kalah karenamu
Aku menjadi lemah sebabmu
Jika hari ini rapuh menjadi takdirku
Maka engkaulah pembawa takdir utusan tuhanku

Menjadikan tersenyum sebuah keabadian
Adalah jalan agar dapat bersembunyi
Untuk saat ini aku masih merasa terlalu dini
Untuk sekedar memaknai darah dalam tubuhku sendiri

Darah yang entah mengapa terpacu cepat
Setelah aku hardik untuk selalu pergi
Aku menghardik
Atas paksaku akan sulitku
Aku memaksa, tapi aku terpaksa

Minggu, 03 Mei 2009

Berusaha Menikmati

Aku sedang lelah, tapi tak kelelahan
Aku sedang capek, tapi tak kecapekan

Ingin tuangkan air mata
Ingin menangis
Ingain luapkan semua
Ingin teriak

Saat sore menjelang malam
Tuhan sengaja hadirkan mega merah diufuk barat-Nya
Ia ingin aku tahu
Bahwa habis gelap ada-lah terang
Dan habis terang akan-lah gelap

Minggu, 19 April 2009

Redup Itu Bukan Lagi Milikmu

Karena saat ini adalah hidup
Yang ternyata bukan sebuah keaslian
Yang entah adalah buram atau hanya maya

Kemudian terduduklah dari Ya menuju Ya
Tanpa tidak yang tertolakkan
Menenggelamkan diri dalam kekuatan
Membenamkan dada dalam kegemuruhan

Ketika Ya meraung dan menolak
Maka saat itu redup itu tersingkap
Menidurkan rembulan
Tanpa tahu saat itu siang
Melelakan mentari
Tanpa sadar saat itu gerhana

Pada saatnya....
Redup itu bukan lagi milikmu
Tapi kini menjadi milikku
Aku telah berhutang padamau
Atas lelapku untuk sekian nafas hidupku

Dan demi itu
Aku bersaksi...bahwa kamu tak lagi aku
Dan bahwa aku buan lagi kamu
Kita adalah kita yang hanya untuk kita

Terimakasih atas tumpangannya

Selasa, 14 April 2009

Terlelap dalam Keterjagaanku

Semalam seakan tuhan sedang memanduku
Memanduku untuk tetap terjaga
Gelisah dalam kelebat selimut berbau anyir
Menjadikan sepanjang malamku tanpa pejamku
Menjadikan aku terlelap dalam keterjagaanku

Semalam menjadikan aku merangkai bayang
Byangku sendiri
Diatas air berlantai biru

Tanpa perlu ditanyakan apa dan siapa
Tanpa perlu dibicarakan mengapa dan karena siapa
Bukankah semuanya hanya sejarah
Yang mungkin bisa saja terlupakan

Ketika Harus Bangun dengan Dibangunkan

Andai saja malam memang selalulah sunyi
Tanpa kehidupan
Dan tanpa cerita yang hanya mendesis
Andai saja pagi selalulah semerbak
Tanpa kericuhan
Dan suara sedu sedan

Kadang aku benar-benar tak dapat terjaga
Untuk sekedar menyadari subuhku yang melayang

Kadang aku benar-benar tak mampu membelalak
Untuk sekedar memahami diriku yang berdarah

Aku benarlah aku
Yang hanya berusaha menjadikan hidup menjadi sederhana
Yang tak pernah berupaya untuk sekedar sedikit terbang
Yang ketika harus dibangunkan untuk terjaga

Selasa, 10 Maret 2009

Pernahkah Mencoba?

Langkah hari ini begitu juntai
Terasa ada yang salah untuk sebuah kesalah fahaman
Terasa faham tapi tak sefaham

Pernah dikata
Bahwa memahami terdahulu hadir
Baru kemudian mencinta

Pernah dirasa
Memahami bukan seperti membaca
Tapi lebih dengan meresapi

Pernah disangka
Mencintai dengan mudah bisa dicipta
Namun ternyata itu benar adanya hanya prasangka

Pernah membuktikan
Bahwa mencinta kemudian memahami
Sedikit demi sedikit akan mengurangi kadarnya

Jadi kemudian biarkan saja
Sebuah rahasi tetap menjadi rahasia
Hingga tuhan sendiri yang menjelaskannya

Sabtu, 07 Maret 2009

Wanita yang Perempuan

Aku seorang wanita, yang bagiku
Kalah menang bukanlah suatu ukuran
Seperti halnya benar dan salah
Karna aku tak pernah benar-benar tahu
Apakah aku sedang menang atau hanya merasa menang
Ataukah aku sedang kalah atau hanya merasa kalah
Apakah aku sedang benar atau hanya merasa benar
Ataukah aku sedang salah atau hanya merasa bersalah

Untuk itu aku sedang ingin merasa cukup
Cukup menjadi wanita yang benar-benar perempuan
Karena dengan begitu aku akan mendapatkan
Segalanya yang sepantasnya didapatkan oleh perempuan

Karena hingga saat ini aku belum tahu
Apakah mengejar banyak hal
Telah menjadi nomer dua
Setelah aku mengejar ridlo Tuhanku???

Untuk itu aku perlu sedikit banyak bersabar

Sesederhana apakah aku memandang?

Life is didn't always about me, satu ungkapan dari seseorang yang kemaren ga' sengaja melintas di telingaku, sekilas aku menjadi sedikit berfikir, menjadi sejenak bermuhasabah, selama ini apa yang kian menjadikan aku merasa tersisih, menjadikan aku merasa sangat sendiri, menjadikan aku merasa tak didengar, Muhasabah lima menitku melahirkan sebuah jawaban, yang mana jawaban ini mungkin terlahir hanya untuk melipur saja, tapi untuk senentara ini sudahlah cukup, melintas satu ketenangan yang berkata "Jangan pernah merasa tak didengar, karna ketika kita merasakan hal tersebut, hati kita sedang dalam keadaan tak mendengar, bahwa diri kita sedang diperhatikan, lebih dari sekedar didengarkan". Hal itu membuat aku sedikit tenang dan untuk sementara hendak memahami.
Jangan hanya ingin dipahami, tapi cobalah untuk belajar memahami, ini juga merupakan selentingan kata yang tertuju langsung padaku, santai diucapkan, namun kuat menguras fikiran. Adakah selama ini aku selalu begitu? pertanyaan yang memang harus kuujikan pada diriku. Selama ini aku tak pernah berfikir sejauh itu, selama ini aku menjalani keseharian dengan rutinitas perasaan yang seakan selalu hampir sama, aku jarang menciptakan hal baru, karena aku berusaha menikmati, dan sebatas menikmati tanpa mencoba mencari kenikmatan. Mungkin disitu letak kesempatanku untuk menjadi lupa, lupa akan ada banyak perasaan yang menunggu dan tanpa mau ditunggu (atau sebaliknya), aku memang harus banyak belajar, belajar melihat dengan kacamata yang lebih luas, belajar mendengar dengan pendengaran yang lebih tajam, dan belajar merasa dengan perasaan yang lebih dalam. Menjadi aku yang berusaha memahami, bahkan untuk setiap hal sekecil apapun.
Tentang maaf yang terasa enggan & terimakasih yang terlupakan, aku masih seperti orang kebanyakan, yang demikian sulitnnya melontarkan kata maaf, padahal dengan kata itu banyak hal yang bisa terjadi, sebuah amarah akan sedikit mereda, sakit hati yang menjadi tak sakit lagi, senyum yang kemudian tersungging kembali, dan masih banyak hal lain. Aku menjadikan aku yang tak bisa melompati egoku sendiri, menyulitkan diri untuk lontarkan maaf, sedang hati sangatlah memahami. Bukan tak mau, tapi tak bisa. Bukan tak bisa, tapi tak kuasa. Ksadaran telah aku kantongi berhari-hari, tapi kata ini tak jua terlontar. Seperti ucapan terimakasih yang kian terlupakan, tanpa sedikitpun maksud untuk melupakan. Kata agung yang siap menggantikan penghargaan itu kian saja terombang-ambing, menjadi hayalan dan tak terlontarkan, tak ada waktu dan kesempatan menjadi dalih terbaik dan tertepat unuk perlahan menjadikannya hilang. Ini semua tak semestinya terjadi jika tidak karena ego menjadi raja
Ketika ego menjadi raja, Saat dimana hasil kerja otak dan hati tidak kembali diakui, untuk melangkahi ke-egoisan diri dan menjadikan kemurnian keruh kerontang. sebenarnya angin tak pernah menghasilkan badai, dan ombak tak pernah hantam karang dengan kerasnya. Tapi keadaan yang terjadi menjadikan sekitar seolah keadaan pasca badai, pasca tsunami dan pasca gempa, wajar jika semua bertanya-tanya, kemudian siapkah aku untuk sekedar mengelak? Mengelak ternyata tak semudah berlari, untuk itu aku lebih memilih pergi.

Jumat, 20 Februari 2009

Rezeki yang Buat Kikuk

PPT yang aku tonton buat aku sedikit mikir, tentang kabar gembira yang dateng lewat telephone rabu pagi kemaren...Hemmm kadang Allah menguji hambanya lewat keberadaan yang terasa sangat berlebihan dan kadang bahkan dengan keberadaan yang terasa ga' terlalu nyata. Aku bakal ceritain ini lebih lengkap nanti, ketika ga' lagi jadi rahasia, dan udah bisa dipublikasikan.
Thanks Ka'.... (Kalau ucapan terimakasih tepat untuk kasus ini, Aku ga' tau)

Sepatu Cinderela

Huwa...pembukaan ujian lisan yang bikin gusar, benernya bukan pembukaannya yang bikin gusar, tapi sepatu cinderella yang raib entah kemana, Konyol banget kan, udah gede gini masih kehilangan sepatu. pengennya diadakan sayembara buat nemuin tu sepatu, atau ngga' pasang iklan di koran dan di milis buat nyari sepatu itu, Tapi...sepatu Cinderella kan dah lama, jadi dah jelek juga... dan tentunya malu-maluin kan buat nyari sepatu zaman prasejarah gituan^_^ Daripada buang-buang duit pasang iklan mending beli yang baru aja...meski nanggung banget, tar lagi pulang Hiks.... Suwebellll...!!@!
Dan ternyata sampai berita ini ditulis sepatu Cinderelaku belum ketemu juga

Tahu...Oh...Tahu

Dumndd....Ka' Adel teriak keras-keras, keraaaas banget, benernya sih ga' gitu keras, tapi yang namanya ka' Adel cempreng ya...ngomong bisik-bisik aja dah kayak teriak (Cory Ka' Deng canda doang ko'!!!) Ka' Adel bilang gini "Kapan sih Qoh blog kamu itu, kamu isi ma hal-hal yang ceriaan dikit....ajha!!!???". Deg...wissss..dah kayak ketohok gitu deh, emang iya sih setelah aku fikir-fikir dajn baca-baca lagi...ni blog mang rada melankolis gitu, maklum...penulisnya lagi suka nge-dramatisir. Akhirnya aku acak-acak cerita harianku yang mungkin sedikit bisa diceritain :D
Selasa pagi yang penuh kejutan
Wuih...Mbak dapur nampakin diri di kantor MA??? Whats Up ya??? aku sih nyantai aja, aku liatin ka' Indul juga asyik ngajarin salah satu santri, PPT yang sedang aku simak tanpa mau ninggalin satu kalimatpun sukses ngalahin pengaruh munculnya Mba' Dapur di kantor MA, sedikit terlirik pake ekor mataku Mbak Dapur itu nyamperin Ka' Indul yang ternyata cuek aja...dan seterusnya, aku ga' tau pasti cerita kelanjutannya, selang beberapa menit ka' Indul nyapa "Qoh...kita berdua disuruh ke rumah Nyai buat ngadep" Siurrrrrr.....ga' tau angin apa yang bikin seluruh badan dingin semua, kayaknya darah lagi pengen ngumpul di ubun-ubun, Busyet.... ada apa ni??? aku bilang ka' Indul "Ka' Dul...pa karena ....kejahatan tadi pagi ya??? kita kan korupsi tahu satu-satu" Muka ka' Indul malah nambah kesan takut lagi, mau ga' mau pikiran aku nyeletuk "Konyol banget kan...masa iya sih dipanggil nyai gara-gara masalah tahu, satu tahu lagi..weleh...weleh...". Berani ga' berani kita mesti ngadep, dfengan darah yang masih ijtima' di kepala kita dateng ke kediaman nyai, di jalan masih debat pula perihal siapa yang bakal mau jadi pembicara??? aku??? aduh ...dah nervous banget ni, Ka' Indul??? emmm kaya'nya sedikit lebih tenang (Menurutku sih). Nyampek di dapur, nyai malah ga' nongol-nongol, tambah dingin ni badan, Mba' Dapur usul kita disuruh lewat depan, jalan deh kita, tiga kali salam ga' dijawab-jawab, Wuihhhh, serasa ada di kutub ni....Tahu...Tahu...satu aja bikin keki setenga-setengah ni. Lama-lama berdiri depan kediaman Nyai, akhirnya kita mutusin bali ke kantor dang ngelanjutin aktifitas, selang beberapa menit, mba' dapur tadi penampakan lagi, mang dasar orang salah mendadak dingin yang tadi dah mulai anget eh...dingin lagi, mau ga' mau kita berdua balik lagi kesana, beberapa kali ngucapin salam eh..yang nongol malah mba' Dapur lagi, katanya kita salam-nya di pintu satunya, pindah lah kita, baru satu kali salam, ups...nyai keluar, deg....darah dan hawa dingin ga' bisa kompromi, maunya bikin ga' tentram aja, jadi inget ucapan ka' Indul tadi "Udah ga' usah ngaku...kita kan korupsinya baru hari ini jadi kita ngomongnya pake fakta sesuai kebiasaan sehari-hari aja" (Masa iya sih...dipanggil gara-gara Tahu). Wajah nyai dihadapan kita mendadak nyeremin, tapi tiba-tiba....^_^...nyai itu senyum dan bilang "Afwan Ustadzah, tadi saya sudah manggil ustadzah lain, maunya minta data....". Ga' tau deh nyai itu ngomong apa lagi, yang jelas aku dah nahan senyum dan pengen banget ketawa lepas, selepas-lepasnya, Konyol banget deh....Iiiiiiiihhhhhh, lain kali ga' mo korup dan ga' mau su'udzon lagi ah..., lagian mikir kejauhan, ternyata pe' depan muka aja engga' :D

Senin, 16 Februari 2009

Adalah Seseorang yang Hanya Bersembunyi

Siapapun dia
Yang sengaja mendalangi sebuah sandiwara terbaru
Yang sangat amat mengusik

Siapapun dia
Yang sengaja menjadikan aku korbannya
Korban yang tak punya andil sedikitpun

Siapapun dia
Yang sedang bersembunyi untuk menikam
Terimakasih atas dendam yang tengah disulut

Siapapun dia
Yang kemudian melahirkan gamang
Hentikan dan pergilah
Sedikitpun aku tak lagi peduli

Siapapun dia
Jangan pernah hubungkan aku dengan masa lalumu
Aku orang masa depan

Siapapun dia
Jika yang kamu maksud adalah buatku hancur
Kamu berhasil untuk saat ini
Tapi tidak untuk esok
Karena aku akan jauh lebih kuat

Sabtu, 14 Februari 2009

Lalu Bagaimana?

Entah kenapa akhir-akhir ini fikirku sering kurang realistis, menanggapi masalah sering dengan kepala terlalu dingin, lebih tepatnya mungkin bisa disebut kurang dewasa, terlalu perasa juga bisa, tapi sebenarnya bukan itu mauku, akhir-akhir ini otak memang sedang tejangkit virus ngambulen. Perasa yang kelewatan bikin aku sedang ngerasa sering uring-uringan, lebih seneng menyendiri dan ngelamun. Ini namanya penyakit dadakan yang nyerang disaat fikiran sedang kosong. So... kalo ini penyakit yang jelas ada obatnya dong, Lha... untuk tau obatnya itu jelas mesti tau penyebabnya, dibagian sini yang lumayan susah, aku sendiri kurang jelas apa penyebab penyakit yang aku derita akhir-akhir ini, ups... dari tadi aku ngomongnya akhir-akhir ini ya? padahal dah hampir lebih sebulan aku tejangkit virus membahayakan ini, untuk tau penyebnya mungkin aku mesti nge-flash back kejadian terakhir pada dua bulan terakhir ini, How....?
Akhir tahun 2008
Kejadian apa ya...yang kira-kira bikin ga' ngeh ngejalanin aktivitas? Hemm sepertinya ada
Kangen yang kelewat batas ma anak LEARDY
Itu mungkin salah satu alasan yang bikin aku jadi ngerasa tambah pendiem dan malah jadi pengen diem aja, waktu itu aku jadi sempet mikir gini: ternyata mang ga' ada yang bisa gantiin mereka, cara mereka share ma aku dan gaya hidup mereka yang udah nge-klop banget ma gaya hidup aku, ga' bisa diganti ma siapapun, mereka selalu ada dan buat ketawa satu sama lain, ketika salah satu dari kita rapuh yang lain selalu berusaha kuat menopang, meskipun dengan cara yang berbeda. Inget waktu Ba'Lia sedih, waktu Septi terlihat ambruk, waktu Semy bingung, waktu Hapet rada dikit Gila, waktu aku rapuh. kita semua berusaha ada meskipun hanya sekedar ada. Tanpa cerita meninggalkan salah satu diantara kita, itu yang paling aku pegang
Lambat aku sadar akan fikir aku yang barusan, memang benar mereka ga' akan tergantikan ma siapapun, tapi gimanapun kehidupan memang selau penuh inovasi, banyak hal tercipta yang memang sengaja dicipta untuk datang dan pergi, begitu juga mereka. Ada yang menggantikan mereka untuk saat ini pastinya, pengganti yang bukan berarti menggeser posisi mereka, pengganti yang pastinya tidak sama seprti mereka, yupz tuhan benar-benar menghadirkan pengganti itu, menghadirkan teman lain yang pastinya tidak memiliki adat yang sama dengan mereka, kadar ke-klop-annya pun juga berbeda. Tapi inilah hidup, memang selalu dituntuk untuk mahir beradaptasi, seharusnya kemapuan untuk menyesuaikan dengan orang baru disekitar itu yang harus aku pelajari dan terus pelajari, Nah...perubahan medium ini yang mungkin buat aku sedikit berfikir agak lama dan berefek pada proses kediamanku selama beberapa hari lamanya
Bak gayung bersambut
Gila....ternyata kediaman aku malah mendapat sambutan positif, sambutan hangat, sambutan meriah dari orang sekitar, wal hasil karena sambutan hangat tersebut yang ternyata orang terdekatpun menyambut dengan sangat meriah maka jam diamku menjadi bertambah semakin panjang, adilah memanjang dan memanjang, padahal sedikitpun aku ga' punya masalah sama siapapun, hanya saja diamku yang terlau over waktu itu melahirkan segudang pertanyaan dari orang sekitar, parahnya ketika mereka tanya "kamu kenapa Va?" aku hanya jawab dengan senyum yang sedikit terpaksa "ga' kenapa-kenapa ko'...hemmm". Nah...itu dia pointnya -senyum terpaksa- itu yang malah melahirkan pertanyaan lebih meluas lagi, Huhhhhhh...sekarang baru kerasa capeknya.
Awal 2009
Seringnya netesin air mata
Rasa kesendirian yang bertubi-tubi buat aku ngerasa begitu terpojok, rasanya sangat ingin nyalahin Semy dan Septi yang sudah dengan tega ninggalin aku sendiri ngabdi, aku sering ngerasa bingung ketika sesaat ingin nangis dan pada waktu lain ingin teriak kegirangan, biasanya selau ada mereka berdua, meski hanya ada untuk dengerin dan melet-melet, itu sudah lebih dari cukup, krisis kepercayaan yang buat aku ngerasa cuma percaya sama mereka. Akhirnya perasaan sepert ini buat aku lebih sering nahan perasaan, yang kemudian berproses jadi bom waktu yang subhanallah mengerikan
Seseorang yang jauh tapi selau datang mendekat
Itulah manusia, dan begini pulalah aku, sering berharap yang bertentangan menjadi bertolak, seperti halnya aku selau berharap yang jauh datang mendekat, dan ingin menjauhkan siapa yang selalu ingin datang, Seseorang yang kembali menjadi dilema, aku rasa usaha aku untuk menjauhkan diri dari segala hal tentangnya malah semakin menarik aku untuk semakin mengingatnya, ternyata ketakutan aku untuk mencetak masa lalu yang akan mengusik masa depanku terjadi sudah, rasa takut yang melampaui batas membuat aku semakin terlihat terperosok, rasa benci yang juga sudah sangat meraja juga membuat ku semakin kian terpuruk, melupakan sudah tidak mungkin, mungkinkah untuk dihilangkan saja? semoga ini cukup menjadi cerita saja, bukan untuk menjadi kenangan, karena perasaan terlempar yang begitu dalam kemudian membuatku selalu marasa hilang
Lalu Bagaimana?
bisakah semuanya berlau dengan baik? atau bahkan akan menjadi sepahit cinta dan semanis luka? Hanya berharap akan menjadi aku yang benar-benar aku, dan menjadi aku yang kuat dan sabar.

Ada apa dengan cinta? Ada apa dengan aku?

Kulari ke hutan kemudian menyanyiku
kulari ke pantai kemudian teriakku
sepi, sepi dan sendiri aku benci

Aku ngin bingar, aku mau di pasar
bosan aku dengan penat
dan enyah saja kau pekat
seperti berjelaga jika ku sendiri

Pecahkan saja gelasnya
biar ramai
biar mengaduh sampai gaduh

Ah...ada malaikat menyulam
jaring laba-laba belang
di tembok keraton putih
kenapa tak goyangkan saja loncengnya
biar terdera

Atau aku harus lari ke hutan
belok ke pantai .........

Huhhhhhh....Ingin teriak

Ingin baca puisi ini depan qo'ah, diatas Geserna, depan Musholla, diatas Masjid, di DeDi, dimana-mana deh...biar orang pada tau aku lagi BETE

Bukan

Bukan aku sengaja menghindar
Aku hanya mencoba
Mencoba menjaga hal yang belum aku ketahui
Inisemua terjadi
Karena sembelit perasaan takut pada diriku
Takut akan apa yang akan kau perbuat
Akan menjadikan sebuah langkahku yang salah
Karena aku belum benar-benar tahu
Apa yang benar harus kuperbuat
Padahal tuhan sedang menunggu
Menunggu sikap tertepatku
Tapi aku fikir ini belum saatnya

Aku pergi bukan untuk hilang
Aku pergi hanya untuk menunggu
Sampai aku benar-benar tahu
Sikap terbaik yang akan kuambil
Aku begini atas kelancanganku
Yang mungkin tak sedikitpun buatmu bingung

Kamis, 12 Februari 2009

Waduh...Kacau Ni...

Kemaren pagi pas bangun tidur kaya'nya badan serasa ga' enak banget, kayaknya flu yang baru agak reda selama dua hari mulai ganggu lagi, waduh gawat ni...kalo udah flu lagi pasti bawaannya lemes ga' bisa ngapa-ngapain, wal hasil...beneran kemaren kurang lebih jam 07.00 pek sore jam 05.30-an badan kerasa lemes banget, kalo udah dalam keadaan gitu tu maunya pengen ngerengek non stop, pengen tiduran sapanjang waktu, males ngomong ma siapapun, takut kena angin plus sina matahari, Tapi itu sih biasa, yang paling gawat ni...kalo dah keadaan badan meriang 100% kayak kemaren biasanya banyak cita-cita aneh bermunculan. Cita-cita aneh? yup...itu yang bikin diri sendiri puyeng buat menjadikan nyata...Kemaren cita-cita anehnya lagi bejibun, pengen Bakso Tenis, pengen Nasi Goreng, pengen Mie super Puedes, pengen Ayam Goreng, pengen Tahu Isi Hangat, pengen Ote-Ote anget,,,,Hua.......pengen semua...!!! dan semua itu ga' ada yang terkabul nyampek hari ini Hiks..hiks...hiks... kecuali nasi goreng sih ^_^
Aku ga' pengen sakit lagi, selain nyiksa diri sendiri pasti juga ngerepotin orang lain, makannya kemaren aku usahain minum sebanyak-banyaknya, tapi...gara-gara minum kebanyakan aku jadi kayak iklannya minuman beroksigen Pocary Sweat, pas minu eh..ternyata bocor....ancrit ding... Tapi usaha aku bisa dikatakan lumayan, meskipun tiduran sampek bela-belain ga' kuliah aku usahain gerak-gerak kanan kiri, nyari keringat gitu, siapa tau ada yang mo nongol...ternyta ga' ada satupun keringat yang nongol, jadilah panas di badan bersemayam agak lama. Poko'nya aku harus kuat dan pasti kuat, Bismillah...

Rabu, 11 Februari 2009

Virus AFFALO...? What...?

AFFALO...? apa tu...? Ni hasil obrolan aku ma Ka' Adel. tentang satu virus yang katanya,...ka' Adel mo posting tentang itu, tapi kaya'nya pe' saat ini lom posting posting
AFFALO tu cuma sekilas terlihat dari salah satu buku kakak kelas yang belum sempet kita baca, just saw the cover gitu, AFFALO yang merupakan kependekan dari AFraid FAlling in LOve sempat buat kita terngekek-ngekek, tau deh kenapa??!!, apa kita kesindir apa malah ga' ngerasa sama sekali, entahlah...
Lama-lama aku jadi mikir, benar ga' sih ada benerah Virus AFFALO itu? virus yang ngejangkit cewek ato cowok pada waktu yang sebenarnya sudah cukup umur tapi masih takut juga, beberapa jenak berfikir jadi pengen buat riset kecil-kecilan ni....apa sih penyebab terjangkitnya virus ini pada cowok atau cewek yang dah cukup umur?

Riset singkat aku bilang sih...bahwasanya virus AFFALO terjangkit karena beberapa hal kronis, yaitu...
  • Pernak gagal dalam menjalin hubungan
  • Pernah trauma karena hubungan di masa lalu
  • Masih belum ngakuin kalo ternyata udah cukup umur dan wajar buat ngejalin hubungan
  • Terlalu takut gagal ketika hendak mulai menjalin hubunga
  • Masih kelewat ga' PD
  • Ngerasa ga' pantes buat jadi pasangan orang yang disuka
  • Takut menyakit dan mengecewakan pasangannya nanti
  • Takut mencetak masa lalu yang bakal ganggu masa depanya
  • Terakhir dari aku, masih takut dosa^_^

Itu aja kali hasil riset sementaranya, buat yang ada usulan leh nambah-nambah deh...

Indah dan Pemuda

Banyak cerita sepanjang jalan
Banyak kisah tersirat pada layar
Banyak kenangan yang terekam
Banyak memory yang terbisik
Banyak pengalaman yang tertuang

Sepanjang jalan mencari pasokan energi
Pada layar yang menyala hampir sepanjang hari
Terekam bersama beberapa lirik lagu terkenang
Terbisik dengan bisikan terlirih takut-takut
Tertuang dalam cerita tanpa episode

Semuanya aku resapi
Sebagai kisah seorang yang Indah dan Pemudanya
Sebagai referensi abadi yang terkenang dalam damai
Sebagai penghayatan bahwa sesungguhnya masih ada cinta dalam gamang
Sebagai ucapan terimakasih atas realita yang begitu teduh

Syukur kepada Tuhan atas kisah seorang yang Indah dan Pemudanya
Yang dipersembahkan begitu menarik di permukaan bumi
Yang dibingkis untuk dipelajari dan dinikmati
Yang selalu akan terbaca
Yang selau akan terkenang

Dan kemudian menjadi sebuah legenda
Legenda seindah Layla dan Majnun
Legenda seromantis Romeo dan Juliet
Legenda seabadi Adam dan Hawa
Karena hadirnya legenda ini
Selalu terasa, dirasa dan merasa
Untuk menjadi legenda teragung pada setiap mata

Specially 4 Ka' Indoel (Makasih Nasehatnya Nek) & Kyai Muda (Makasih Ambigramnya Kek)

Mungkin

Kemungkinan datang untu direnungkan
Dan untuk saat ini aku sedang ingin merenung

Mungkin aku terlalu naif
Untuk sekedar memaafkan sebuah ketidak salahan
Mungkin aku terlalu takut
Untuk sekedar beranjak dari kediamanku
Mungkin aku terlalu bimbang
Untuk sekedar katakan, benci atau tidakkah aku
Mungkin aku terlalu diam
Untuk berani katakan aku tidak benci, aku hanya takut
Mungkin aku terlalu jenuh
Untuk sekedar tersenyum bagi hidupku sendiri
Mungkin aku terlalu lugu hingga nyaris bodoh
Untuk sekedar tau mana yang harus disimak atau di hempaskan
Mungkinkah segala kemungkinan benar adanya?

Bukankah aku hanya berharap
Langkahku menjadikan sebuah proses
Proses yang mencetak sebuah kisah hidup terindah
Terindah dimata tuhan
Jadi...Mungkinkah aku berusaha
Untuk tidak mencetak masa lalu
Yang akan mengusik masa depanku

Senin, 09 Februari 2009

Kemudian Aku Terlempar

Kenapa tak enyah saja semuanya?
Kenapa semua harus hadir jika hanya untuk menikam?
Kenapa ada kehadiran untuk sebuah kebencian?

Semua ada karena aku yang memandang
Semua serasa sulit untuk enyah
Rasanya begitu pedih
Jika untuk saat ini hati harus dipertaruhkan

Kenap kemudian aku harus terlempar?
Bukan terlempar
Tapi sengaja dilempar

Kenapa orang datang dengan merongrong?
Mengganggu dan mengusik
Aku bukan bola
Aku bukan alat
Untuk siapa mereka berbuat?
Untuk sebuah kepuasankah?
Atau untuk sekedar mencari sebuah pengetahuan?
Kemudian membuat aku seperti bola dan alat

Aku tak ingin menjadi benci
Aku tak ingin menjadi marah

Jangan biarkan aku terlempar dan terlempar
Letakkan dan tinggalkan saja
Aku tak butuh rengkuh kalian
Cukup tuhan yang merengkuhku
Lewat tangan-Nya sendiri

Biarkan aku tenang
Sampai aku benar-benar tahu
Hendak kemanakah kakiku melangkah
Sampai aku benar-benar siap
Tentang keputusan perasaanku yang tak kunjung ku fahami
Jangan usik aku untuk saat ini
Karena aku masih terlalu naif untuk memahami

Senin, 02 Februari 2009

Detik

Pada sekian detik sebelum kedua jarum menengadah ke atas
Pada sekian detik sebelum malam berada di pertengahan
Pada sekian detik sebelum belas berubah menjadi puluh

Ada persaksian antara nurani dan jiwa
Ada percakapan antara hati dan perasaan
Ada dialog antara kalbu dan pikiran

Sebuah persaksian akan ombak yang akan semakin beriak
Sebuah percakapan akan beliung yang akan semakin mengerucut
Sebuah dialog akan aku yang memang seharusnya terus melangkah

Kedua jarum sebentar lagi akan menengadah ke atas
Aku terpekur dalam persaksian tentang ombak
Sebuah tanya kemudian terlahir
Akankah riak ombak dapat aku terpa berlawanan?
Kemudian menjadikan diriku kuat dan kokoh

Malam sebentar lagi tiba dipertengahan
Aku tergugu pada percakapan akan beliung yang mengerucut
Sebuah keraguan terlahir
Menjadikah aku kuat setelah lewat tengah malam ini?

Sesaat lagi belas akan menjadi puluh
Aku gemetar atas langkah jejak yang akan ku tapaki nanti

Untuk lari itu ga' mungkin
Untuk diam itu juga ga' mungkin
Aku pengen nangis
Pada detik-detik terakhir ini
Aku pergi 19
Aku datang 20
Sebuah kepergian yang aku sayangkan
Sebuah kedatangan yang sangat aku hawatirkan

Garing

Hari ini....
Banyak hal yang terlihat terpaku
Akupun begitu
Sekalipun ada tawa
Tapi itu terlihat sangat garing
Ibaratkan ranting kerontang yang tak tertata
Lesu....

Minggu, 01 Februari 2009

Terimaksih

Terimakasih
Karena pernah membuat aku benar-banar tau apa itu marah
Terimakasih
Karena pernah benar-benar membuatku tau dan belajar
Terimakasih
Karena pernah datang dan ajariku
Terimakasih
Karena pernah pergi dan hantam aku
Terimakasih
Karena pernah bercerita dan tinggalkan kisah
Terimakasih
Atas ada, tiada, keberadaan dan ketiadaan yang pernah kau alirkan

Aku ucapkan ini, karena aku tau
Hadirmu adalah kosong
Dan adaku adalah kosong
Ketika kosong menjadi kosong
Maka yang tersisa hanyalah jejak halus
Halus yang menjadi kasat
Kemudian hilang
Seperti kamu

Hamster dan Marmut

Cerita lucu aku dan Vita
Cerita gokil aku dan Vita
Aneh tapi nyata
Malu-maluin juga iya
Bikin malu apalagi
Ampun deh Vit......
Ada-ada aja
Aja dia ada-ada

Indah dan Damai

Kembalilah dari indah menuju indah
Dari damai menuju damai
Karena sebuah keindahan sejati adalah rasa terlepas
Dan sebuah kedamaian sejati adalah hilang untuk sesaat

Terlepas dari rengkuhan jala
Dan hilang dari kehampaan

Entah

Apa kau harus....
"Mendengar kemudian tertipu?"
Atau aku harus
"Menutup mata, telinga kemudian salah faham?"
Entah...
Biarkan saja semua mengawang dan terbang

Nyaman tapi tak buat nyaman

Hela nafas panjang selalu saja menderu
Teriakan lirih selalu saja mengadu
Nada sesak selalu saja melirih
Geram selalu saj mengerat

Hela nafas, Teriakan, Sesak, dan Geram
Menjadi rajadiraja
Menjadi dewamendewa

Tempat ini bersih tapi anyir murka
Tempat ini damai tapi kusam resah
Tempat ini hening tapi hantam tenang
Tempat ini anugerah tapi luluh lantah

Sebuah keabadian agung yang meronta
Sebuah sejarah hengkang yang mengabdi
Adanya melahirkan tangis
Tiadanya melahirkan sesal
Aku disini seolah terkerangkeng
Terbungkus jenuh dan kabut murung
Ingin terlepas tapi tak ingin
Ingin terikat tapi tak sanggup
Hingga adaku benar-benar seolah tak ada
Bahkan bagi diriku sendiri

Sabtu, 31 Januari 2009

Mata Kekuatan

Gemuruh entah kenapa aku rasakan
Pada suatu siang di salah satu pojok ruang
Ini gemuruh bangga
Ini peralihan kekuatan
Ini pewarisan ketegaran
Mata itu mebuat aku berusaha terus bertahan
Menguat dan mengeras
Mata teduh yang tak ingin datang redupnya

Jumat, 30 Januari 2009

Puaskah aku? / Salahkah aku?

Semalam semuanya tumpah, sebenarnya aku tak ingin semuanya seperti ini, kebencian yang selama ini aku biarkan tumbuh, namun sama sekali aku tak pernah berniat memupuknya, tapi tumbuh itu benar-benar sempurna, tanpa aku sadari tapi sangat aku rasakan, Sebenarnya ingin sekali untuk tumpahkan sedari dulu, menceracau dan berteriak.
Hari ini aku ingin katakan pada orang itu
"Kamu uji aku untuk siapa? Teman kamu yang mana lagi yang kamu bantu? Kamu ingin tau kuat atau tidakkah aku? Aku sama sekali ga' kuat. Aku ga' tau kalimat apa yang pas untu bilang sama kamu bahwa aku TAKUT, aku taku sama kamu"
Semua jadi hancur, brantakan dan luluh lantak, aku tau seharusnya aku ga' lari, seharusnya aku hadapi dan tuntaskan, tapi aku rasa aku terlalu naif untuk itu, rasa takut ini meraja, rasa gamang ini menjiwa, rasa jengah ini mengabut, dan semuanya itu aku pelihara.
Aku butuh waktu untuk katakan aku bisa, berani, dan mampu. Jadi tolong bantu aku!!! biar aku tenang sejenak, biar aku terpejam sejenak, sampai aku terlahir dewasa menurut semua mata.

You will let me go

Subuh ini aku berjalan pelan
Sangat pelan
Berharap setiap lekuk kaki ini menapak pasti di atas tanah

Subuh ini aku berjalan terseok
Sangat terseok
Berharap dingin dengan sempurna mengarungi tubuhku

Subuh ini aku berjalan tertatih
Sangat tertatih
Berharap mata ini tak berkedip hingga terpejam

Subuh ini aku berjalan sepi
Sangat sepi
Mengenang luapan air mata semalam

Luapan air mata penyesalan atau ketidak tahuan
Karena pernah dan tetap mengenal
Atau karena takdir telah terkumandangkan
Dan kemudian mengalir disetiap nada malaikat tuhan

Aku bukan siapa-siapa
Jadi untuk apa aku bagi dirimu?
Aku bukan siapa-siapa
Jadi untuk apa adaku bagi hidupmu?
Aku bukan siapa-siapa
Jadi untuk apa aku bagi duniamu

You will let me go???!!!
Please....

Selasa, 27 Januari 2009

Resapi Va !!! (Hapet)

Melepasmu-Drive

Tak mungkin menyalahkan waktu
Tak mungkin menyalahkan keadaan
Kau datang di saat ku membutuhkanmu
Dari masalah hidupku bersamanya

Reff
Semakin ku menyayangimu
Semakin ku harus melepasmu dari hidupku
Tak ingin lukai hatimu lebih dari ini
Kita tak mungkin trus bersama

Suatu saat nanti kau ‘kan dapatkan
Seorang yang akan dampingi hidupmu
Biarkan ini menjadi kenangan
Dua hati yang tak pernah menyatu

Back to Reff

Maafkan aku yang biarkanmu
Masuk ke dalam hidupku ini
Maafkan aku yang harus melepasmu
Walau ku tak ingin

Back to Reff

Semakin terasa cintamu
Semakin ku harus melepasmu dari hidupku
Tak ingin lukai hatimu lebih dari ini
Kita tak mungkin trus bersama

Aghhkkkk...

Akar....
Aku hidup atas tuhanku yang menjadikanmu
Dan kemudian menjadikanku
Aku bersaksi atas tuhanku yang ada
Dan tak pernah hanya mengada-ada
Angin...
Aku terhempas atas jeritmu
Yang kemudian membuatku malu dihadapan tuhanku
Persembahan agung yang tak pernah aku haturkan
Bukan karena tak mau
Tapi karena aku tak mampu
Awan....
Sengaja aku gumpalkan engkau
Agar tak terjatuh dan terhempas angin
Agar tak teronggok dan teseok akar
Namun kesengajaan ini yang aku sesalkan
Menjadikanmu seolah bom waktu
Yang telah tiba pada saatnya
Akghhhhh...
Entah untuk apa aku menjerit
Mungkin untuk akar yang kini berbalik menusukku
Mungkin untuk angin yang kemudian hilangkanku
Mungkin pula untuk awan yang kini hujaniku
Jengah....
Kenapa tak pernah alpa dalam rengkuh otakku?
Kenapa tak pernah pergi dalam lirih nadaku?
Malaikat...
Ku hadirkan teriakku untukku hayati
Memaknai cinta tuhanku
Yang sangat aku fahami
Namun sulit untuk menyeret sadarku
Malaikat...
Ku hadirkan tangisku untukku resapi
Meminimalisir jengah yang hadir karenaku

Karena aku tau...
Yang buatku sakit adalah aku
Yang buatku menangis adalah aku
Aku dan cacatku sendiri
Hemmm........Tenangkan aku wahai aku!!!

Menyelam dan Tenggelam

Aku merapatkan kantung mataku
Serasa aku merasa salah akan satu hal
Satu hal yang aku sendiri belum mengerti
Dan juga takkan pernah memahami
Ini rasa takut yang semakin aku rasakan
Keterlampaunnya membuat aku seolah tergugu
Dan aku...
Hanya bisa tertunduk dan menetes
Geram raga ini tak berkabut
Semua dapat menatap
Dan kemudian aku...
Terus mendekam dalam rasa takuku sendiri
Kenapa semua tak enyah saja sesaat
Hanya sesaat, dan bukan untuk selamanya
Sampai aku berkata
AKU SIAP, dan AKU SUDAH FAHAM
Saat ini bukan waktuku
Saat ini masih belum menjadi masaku
Grandong plis, kamu sangat mengganggu
Kamu buat aku seolah terlihat semakin cacat
Kamu buat aku geram disetiap ingatku
Kamu buat aku takut
Kamu baut aku ingin segera pergi
Tanpa aku tahu kata yang harus terlontar
Tanpa aku sadari sikap yang harus terhampar
Aku merasa terlanjur menyelam
Dan kini aku tenggelam
Aku karam
Karam atas kebodohanku sendiri
Grandong plis, kamu sangat mengusik
Kamu paksa aku menyelam
Dan kemudian membuat aku merasa tenggelam
Sekali lagi aku karam
Karam dalam hayalku sendiri
aku sakit Grandong
Trauma atas kamu

Kamis, 22 Januari 2009

KusyutTz Ni...

Ancriiiiiiiiiiitttttttttt
Kamu masih aja gangguin aku
Denger sekilas kasat mata tentang kamu aja aku enggan
Ampuuuuuuuun
Plisssss aku pengen tenang The Man Behind Grandong

Selasa, 20 Januari 2009

Hilang Part 2

Jangan malah menghilang
Jika yang kemarin hilang...dan
Kini dapat kau rasakan sinyal kembalinya
Jangan malah pergi
Dan kemudian tak hendak mencari
Karena ketidak siapan kehilangan yang kemarin
Masih sangat jelas terbias
Dan ingat satu hal
Jangan pernah mencoba lari
Jika kau tau. kau akan terjatuh nanti
Karena nanti...
Kau hanya bisa bisikkan tanya pada dirimu sendiri
"Ini Gengsi atau Egoisasi atau Ga' Percaya diri?"
Setelah itu kamu hanya bisa berkata
"Aku pasti kuat"
Sebuah kata yang terlontar lewat pekat matamu
Dan lewat linangan yang sengaja kau tengadahkan

Sebelum semuanya benar-benar pergi
Karena hari ini benar-benar tak akan kembali

Krisis

Krisis global yang sedang menimpa hampir seluruh manusia di permukaan bumi sekarang memang sangat menggemparkarkan, sangat melahirkan kekacauan, melukai dan menyakiti hampir 80% penduduk di muka bumi, Tapi tidak semua dari mereka merasakan dan memahami, mungkin hanya sebagian kecil dari orang-orang berkursi berfikir tentang penyelesaiannya, penyelesaian bagaimana caranya mereka tidak terimbas efek buruk dari krisis global ini, bukan bagaimana caranya menuntaskan krisis yang sudah membuat yang kacau semakin kacau dan yang raja semakin meraja
What ever-lah tentang krisis global don't know don't care dech....
Yang lebih kacau dan ngacauin hidup aku dan ternyata lebih gawat dari pada krisis global ni... ada krisis-krisis yang lain, yang bakal sedikit aku deskripsiin di blog aku edisi krisis ini...
Krisis PD (Percaya Diri)
Krisis ini akhir-akhir ini sedang tangguh-tangguhnya menyita pikiran aku, segala hal yang menyangkut menampilkan diri dimuka umum bikin aku ngerasa ingin sembunyi, ingin sekali rasanya membawa bantal untuk menutup muka aku sendiri kemanapun aku pergi, ingin menenggelamkan tubuh diantara tumpukan kapuk yang mungkin bisa menyembunyikan tubuhku. Sebuah krisis yang benar-benar dapat memaksa aku untuk terus keras berfikir, berfikir bagaimana caranya aku kembali menjadi aku, aku yang biasa, tanpa apa-apa. Aku tahu alasan kuat kenapa krisis ini melanda, perubahan yang sangat aku sadari betul keberadaannya, perubahan yang membuat aku menciptakan posting bertajuk Mie Sebelum Subuhku, perubahan yang membuat aku semakin lama berdiri depan cermin berputar dan berputar sehingga nampak semakin jengah wajahku, Perubahan yang membuat aku ingin menutup telinga tapi masih ingin mendengar, mendengar apakah perubahan ini sudah kembali berubah? Banyak perubahan yang bisa diterima begitu saja, ada yang tak terfikirkan bahkan, dan yang terparah jika perubahan itu mengundang kondentrasi untuk diperbudak olehnya, Pilihan terakhir itu yang sedang merayakan krisis PD beberapa bulan ini, Aku benci dan sangat membenci hal ini
Krisis KP (KePercayaan)
Selang beberapa hari krisis PD menjadi peminpin alam bawah sadarku, ada krisis lain yang rupanya juka hendak mengontrak sedikt ruang dan dalam jangka waktu yang lumayan lama dalam beberapa kubik otakku. Oh...Bukan....bukan kepercayaanku kepada Allah yang maha Indah yang sedang mengalami krisis, melainkan kepercayaanku pada beberapa pasang mata yang sempat bersatu dengan rasaku, beberapa hati yang pernah kukunjungi dengan resahku, beberapa jiwa yang telah kuperlihatkan tetes air mataku. Beberapa hari ini aku melihat dan hanya merasa tanpa tau dan mau tau bahwa apa yang aku lihat dan aku rasa itu benar adanya. Beberapa pasang mata itu, beberapa hati itu, ddan beberapa jiwa itu seakan semuanya berpaling dariku, seakan mereka menumpahkan rasaku diantara semak belukar, menuangkan resahku pada aliran lautan dan menyemaikan air mataku untuk kehidupan yang bukan kehidupanku.
Tuhannnn aku ingin krisis ini cepat berlalu, menghilang dan menyepi, agar aku dapat kembali merasa sakit itu tak benar-benar sakit

Minggu, 18 Januari 2009

Hilang Part 1

Sebuah kalimat pendek yang sedikit menyita perhatianku semalaman
"Jangan dihilangkan kalau takut kehilangan
Jangan dihilangkan kalau belum siap kehilangan
Jangan dihilangkan kalau kamu tak tau. mau atau tidakkah kamu kehilangan?"
Pernyataan itu agak lama terasa terngiang
Membuat sebagian rasa yang mengaliri darahku ikut mendesir
Membantu seluruh bulu kuduk untuk berdiri
Dan membantu melahirkan satu tanya
Benarkah banyak yang menghilang tanpa kuharap hilangnya?

Jumat, 16 Januari 2009

Teriak yang menenangkan

Kemaren aku menambah lagi daftar sejarah perjalanan hidupku, menyelusuri sebuah tempat baru yang aku tak tau tepatnya, derit becak yang aku tumpangi sangat aku hayati, menikmati setiap putaran roda yang terus membawaku menulusuri jalan berbatu, aku menikmati setiap detail yang tuhan suguhkan kemarin, memejamkan mata dalam pekat hatiku sendiri, berjalan bersama orang yang sedang merasakan hal yang sama denganku merupakan hal yang semakin membuat aku tau bahwa tidak hanya aku, dan bukan cuma aku.
Bukan hanya aku yang merasa, dan tidak satu-satunya aku yang bisa agak lama terdiam, hal tersebut bisa saja terjadi pada setiap orang, bahkan hampir semua akan merasakannya.
Sendiri, tak ada yang mengerti, tak ada yang mau memahami, sepi, tak berani percaya pada siapapun, tak berani bercerita pada mahluk tuhan manapun, terasa teronggok tanpa teman. Itulah yang aku rasakan, dan perasaan inilah yang kemudian menuntun langkahku untuk berjalan ke tempat yang mengizinkan aku teriak, sekencang-kencangnya, sampai tenang, sampai beban ini hilang.
Diantara air dan rumput aku berfikir
"Adakah sebuah damai yang kembali akan aku temui???"
Sisi sadar aku berbisik, mengatakan bahwa lari bukan satu solusi, bahwa berteriak buka satu obat. Sebuah kesalahan besar bagiku jika aku berusaha untuk lari, sebuah kealpaan besar bagiku jika aku hanya ingin mencari tempat untu berteriak. Air dan rumput bisa hidup berdampingan adalah bentuk kedamaian yang tuhan suguhkan, membuatku menatap dan berusaha memahami
"Siratan pesan apakah yang ingin tuhan sampaikan?"
Kembali aku tergugu pada suatu keyakinan yang sepertinya belum 100% aku yakini, "Kesendirian yang kemarin aku rasa sangat bisa aku atasi" sebuah rasa ingin yang dengan penuh haru aku tanamkan, ingin yang aku harapkan dapat benar-benar kurealisasikan dalam hidupku, yang kemudian dengan mengepal tangan sekuatku aku berusaha bangkit dan menyunggingkan senyum, meski pada awalnya terasa gamang, namun benar-benar aku bertarung, bertarung dengan penat dan jengah jiwaku sendiri, inilah pertarungan dua sisi yang sangat aku benci.
Benci ketika ada dua hal yang membuat jiwaku tak rukun, dan membuat semuanya menjadi kacau, kekacauan yang berkecamuk tanpa ada jendela tempat api mengalir pergi. Namun semua itu dengan terpaksa aku nikmati, sampai rasa ini benar-benar terasa mati.
Beberapa pilihan yang mungkin masih bisa aku pilih ketika galau, jengah, penat, resah, dan kacau menyapaku, entah yang mana yang masih dapat kukuatkan untuk ku jalani, akankah aku dia menutup telinga dan kemudian mulai menangis, atau aku harus menutup semuanya dengan senyum yang kemudian menyakiti jiwaku sendiri, atau aku harus lari dan pergi untuk kemudian harus kembali dan merasa sakit lagi, atau aku lakukan pilihan terakhir yaitu diam pejamkan mata dan kepalkan tangan seraya membisiki jiwaku sendiri dengan satu kata yang tak pernah terasa ampuh bagiku "Kamu kuat Cle!!!"

Rabu, 14 Januari 2009

Mie Sebelum Subuhku

Pagi ini...
Pada waktu yang belum terlalu pagi
Pada waktu yang masih terasa menusuk sum-sum
Aku mendesah kencang
Aroma mie yang baru aku rasakan bebrapa menit yang lalu masih terasa
Ada hiruk pikuk yang berteriak di otakku
Mie yang tadi ku makan untuk apa?
Untuk menahan jengahku sepanjang hari inikah?
Untuk membuatku dapat bersuara pada hari inikah?

Atau...
Mie sebelum subuhku hanya kamuflase periodik?
Yang sengaja aku jalani tanpa aku fahami
Mie sebelum subuhku hanya topeng rasa ?
Yang aku lakukan demi hal yang aku tak tau

Mie sebelum subuhku hadir karna jengahku
Mie sebelum subuhku hadir agar aku tak banyak bersuara sepanjang hari ini
Mie sebelum subuhku hadir karena takutku

Diam dalam aku terpejam
Menghayati angin subuh yang tak pernah sekalipun aku jiwai
Menikmati aroma tanah pagi yang tak pernah aku pedulikan
Diam ini membuatku tahu
Akan satu sisi egois dalam tubuhku sendiri
Ini adalah muhasabah pertamaku pada hari ini
Yang membuat aku berfikir dan memahami
Dan kemudian mebuatku berkata pada satu sisi egoku
"Biarkan saja tatap mata berlalu, Kaupun masih bisa berlalu bukan???"

Dan esok tak ada lagi mie sebelum subuh
Makan saja sepuasnya di semua waktuku
Agar suatu saat tak selamanya aku mendengar
Dan tak selamanya aku bersembunyi
Karena aku akan tetap menjadi aku
Yang mendengar atas dasar rasa
Itu saja


Minggu, 11 Januari 2009

Ganjil...

"Allah itu ganjil dan menyukai hal yang ganjil"
Kalimat itu yang kerap kali aku dengar
Lalu kenapa 'Ganjil' yang begitu agung yang sulit aku tuangkan?
Bagiku...
Sulit itu Ganjil
Ganjil itu sulit


1 Tuhan yang maha segala maha
Itu ganjil...
3 Salam di setiap awal seru umat-Nya
Itu ganjil...
Begitu unik ke-Agungan ganjil yang tuhan sukai
Tapi sekali lagi
Bagiku...
Sulit itu Ganjil
Ganjil itu sulit

Untuk menjadi 1 dalam hidupku
Aku merasa gamang menyelimuti
Sepi dan hampa itu yang tak pernah aku ingin
Untuk adanya orang ke-3 dalam sekian banyak hal
Aku merasa terlempar tanpa daya

Kemudian menjadikan 1 dalam hidupku
Sepi dan hampa itu juga yang aku takutkan


Ganjil membuatku merasa ada sebuah timpang yang tak terasa
Saat hadir orang ketiga... diantara dua kebersamaan
Saat hadir satu orang yang tak memahami akan keberadaan
Saat itu pula ada lirikan mengarah hanya pada satu sisi saja
Lalu...Bagaimana dengan sisi yang lain
Haruskah tersakiti karena Ganjil yang begitu Ganjal?


Lalu.................................................
Bagaimana dengan 5 ganjil yang aku jalani?
Bukankah akan menyisikan 1 yang berjalan dideret terakhir
Yang kemudian makan sepiring seorang
Yang kemudian terlambat mendengar bisikan lainnya
Menjadi 5 bukan sebuah pilihan yang pernah aku pilih

tapi itu sebuah kenikmatan yang aku jalani
Sekali lagi
Bagiku...
Sulit itu Ganjil
Ganjil itu sulit

Tapi kami begitu unik untuk suatu hal yang sulit
Semuanya membuat kami indah ditatap dan dihayat
Karna kami merasa jalan kami berbeda
Tapi kami tau bagaimana membuatnya serasa berhaluan sama
Karna kami sadar ada beragam cerita berlainan alur dalam babak kami
Tapi kami tau bagaimana membuatnya terasa disutradarai cinta dan rasa
Karna kami.... Ingin selalu menjadi kami
Bukan aku dan kamu

Jumat, 09 Januari 2009

Dalem Class Ne....

Sengaja aku tulis beberapa patah kata ini, ketika aku duduk di posisi terdepan di kelas IV B, pas jam pertama Kepesantrenan. Ka' Linda ngasi tugas, jadi aku cuma nungguin aja.

Aku Menatap, Saat Aku Duduk Di Meja Terdepan

Menjelajahi wajah-demi wajah yang terpekur
Bukan karena menangis untuk kesenduan
Tapi...
Untuk sebuah harapan yang tak terpendar

Ada riak bening dimata mereka
Riak yang teramat sangat mereka tahan
Demi sebuah harapan
Riak itu dengan sangat keras berusaha bermetamorfosis
Menjadi cairan yang kian mengental
Berusaha mengatupkan kelopak redup mereka

Namun dengan jengah yang sedikit mereda
Sekuat angin mereka berasa
Agar kelopak diwajah mereka tak semakin rapat mengatup

Air diwajah merekalah...
Yang kemudian terbias di mataku
Seolah aku sedang menanam darah di pundak mereka
Darah yang kemudian mengalir deras dan mendesir
Yang mebuat tanganku terangkat
Dan wajahku menjadi tengadah
"Harapan diwajah merekalah yang membuatku mempunyai Harapan"

Rabu, 07 Januari 2009

Ketawa Ding...*_*

Huuuuuuuuuuuuuuuuuuhhhhhh
Pengen buang nafas sepanjang jalan
Dan kemudian menariknya kembali
Pengen teriak sekuat tenaga
Dan kemudian tutup telinga
Dan aku ingin berbisik di salah satu stasiun radio :

Sebuah cerita untuk orang terdahulu
bukan untuk orang yang entah siapa
Rasanya berat untuk melengkungkan seulas senyum
Berat untuk kembali menyapa sekitar dengan sapaan menyenangkan

Serasa bibir ini dipenuhi sariawan
Tapi bukan itu....
Genggam tangan ini semakin menguat
Menahan amarah yang memang jika dalam keadaan normal tak seharusnya terumbar
Gigi ini semakin menggerutu dengan katup tajamnya
Menahan emosi yang seharusnya dalam dingin ia hanya bergetar
Wajah ini selalu ku usahakan tengadah
Menahan air mata yang beradu melompat

Aku sudah tak tahan dengan keadaan ini
Bukan karena siapa
Bukan juga untuk siapa

Ini semua bentuk dari jengah yang selama ini terpendam
Tepatnya bukan terpendam
Tapi berusaha kupendam

Jengah ini kini menjadi raja
Memblokir senyumku
Menyita tawaku
Menahan indah bernamakan keceriaan

Jengah ini yang membuat semua terasa mendingin
Membuatku terlihat seperti sendimen yang tenggelam
Jengah ini yang membuat semua terasa terhenti
Membuatku terlihat seperti layang yang sobek dan terpuruk
Jengah ini yang melahirka tanya dari beberapa pasang mata
Membuatku terlihat benar-benar sendiri

Aku sengaja kaitkan tanganku diantara lolong hatiku sendiri
Mungkin saja...aku temui sesuatu
Tapi siapa....???
Yang akan membawa dan menuntunku kembali
Pada senyumku, tawaku dan keceriaanku
Yang beberapa hari ini hilang bersama abrasi di laut merah
Laut merah hidupku sendiri

Semoga saja....
Akan datang orang itu
Tapi jika tidak
Aku akan berusaha terbang sendiri
Menemui indahku sendiri
Yang ternyata akan ada jika aku ciptakan sendiri

Selasa, 06 Januari 2009

The Man Behind Grandong

Akhhhhhhhh.....aku sendiri sedanga amat tidak bisa memahami, seakan aku sedang terikat oleh sebuah kabut tipis yang mengental disekujur tubuhku, kabut ini mengikatku, menjerat dan semakin membuat kepalaku tak dapat menoleh.
Ingin sekali aku tepis kabut tipis beratas namakan Kebecian ini. ingin sekali aku kembali bisa menoleh, kembali bisa menatap semua orang yang seharusnya tak pernah aku kaitkan denganmu (The Man Behind Grandong). Kabut ini yang aku rasa membuat aku terlihat uring-uringan beberapa minggu terakhir ini. Aku merasa mual tiap kali mendengar suaramu. Aku merasa ingin muntah tiap kali mendengar namamu disebutkan, Aku ingin teriak jika sekilas seolah wajahmu melintas di hadapanku.
Kebencian ini yang aku benci
Kebencian pada seorang yang hanya bisa berdiri dibalik iblis, bayanganya saja tak pernah tampak, yang terlihat dimataku hanya sebuah slide kelicikan yang juga pernah menarikku dan menjeratku.
Aku membencimu, sangat membencimu, seharusnya aku tak seperti ini...tapi sampai saat ini aku sulit melupakan satu kisah yang sempat dia tinggal dalam salah satu halaman sejarah hidupku.
Aku membencimu, sungguh membencimu, seharusnya aku tak seperti ini... tapi sampai saat ini permainannya masih sangat bisa aku ingat, sebuah permainan layang-layang yang sengaja dilepaskan dan kemudian dilepaskan agar teronggok dijalan atau di lumpur.
Aku membencimu, begitu membencimu, hingga aku merasa malu pada diriku sendiri, serasa hidupku belum bisa melupakanmu. Melupakan pahit yang aku sendiri berani kala itu untuk menghampirinya.
Aku ingin kamu benar-benar lenyap, agar aku tak lagi ingin berteriak, agar aku bisa kembali menoleh, agar aku kembali bisa menjadi aku, agar kamu tak lagi buat kisah dalam hidupku.
Maffkan aku yang telah begitu membencimu, ini bukan karna aku, tapi karna kamu. Kamu yang sudah banyak meninggalkan bayangan iblis dalam hidupku.
Aku berharap, aku bisa mengatasi kabut tips yang kian mengikatku...atau jika tidak aku ingin mengubah label nama kabut ini. Bukan lagi Kebencian, tapi Sebuah Pengalaman yang benar-benar dapat kueja, dan tentunya tanpa harus ku alami kembali, Semoga

Senin, 05 Januari 2009

Some One di 1 Januari

Satu january kemaren mang bener-bener ninggalin banyak kesan menyenangkan, Sampai Some one yang punya kisah khususdi hari itu, sampai hari ini masih terkenang.
Some one??? siapa??? bukankah pada hari itu banyak sekali cerita tentang anak manusia diantara kita berlima.
Salah stu cerita tentang seseorang yang terjadi ketika matahari sedang sedikit membakar. Kehadiran orang baru inilah yang bikin suasana jadi terasa sedikit lebih baru,Ada topik hangat baru di tahun baru kita. Seseorang yang sedikit berbeda dengan yang lainnya, sedikit lebih pendiam, lebih manis, lebih kalem,lebih bersahaja, lebih bijaksna, lebih dewasa, lebih sopan dan sedikit lebih mengerti keadaan sekitar.
Siapa ya?
It's Me
Tokoh satu-satunya yang punya kisah paling mengguncangkan di Satu Januari

Cerita Kemaren....

Fuih..... Lelah banget deh, Beberapa hari kemaren fikiran aku lagi suka meletup-letup, mau marah tapinya sama siapa??? (anggep ja aku personelnya Tangga) Pusing banget, kebayang ga' sih...??? Berdiri ditengah hiruk pikuk, bergelut dengan asap, terik matahari juga seakan ikut partisipasi teriak "Hauuuuuuuuuuuuuus"
Acara IKBAL Pamekasan yang begitu melelahkan, padahal aku cuma bantu ngurus keberangkatan dan perizinan santriwati aja, tapi itu udah bikin puyeng 99% gimana panitia yang dari awal dah ngurusi acara itu? pasti lebih capek lagi.
Huhhhhh...banyak banget kasus yang kejadian pas acara kemaren : ada anak yang mobilnya ga' dateng-daten pek maghrib, ada yang ketinggalan mobil trus nangis-nangis, ada anak yang over gaya keluyuran kemana-mana, ada orang angkuh yang suaranya cempreng abiz....ukhhhh semuanya pahit ga' ada sweet memory-nya sama sekali.
Saat itu kaya'nya seneng banget tapi benernya dongko abis dalam hati. Gerah... plus ditambah ada orang yang aku takuti seliweran disitu, makin ga' tenag hidup deh, heran aja dia kan bukan orang Pamekasan, kenapa ada di tempat itu ya???
Benernya yang buat aku pengen nulis cerita 4 Januari ini bukan kesibukan di Pamekasan, tapi satu pertanyaan yang dilayangkan seseorang sama aku sebelum keberangkatan ke Pamekasan, sekitar jam 11-12-an, yang jadi masalah orang itu bertanya ga' cuma brdasarkan pengamatan tapi juga berdasarkan pengetahuan, Pertanyaan itu sempet bikin aku kepikiran setengah mati, sepanjang jalan, sampai acara dimulai aku ga' konsen....ternyata perubahan sikap yang aku sendiri ga' sadar udah kecium orang...sebenenya ga' pengen berubah sih...cuma rasanya hati emang lagi ga' tentram
Itu aja ko' Ka' Nin......

Jumat, 02 Januari 2009

Converence Berlima.....Ouy

I just wanna say "Seru"
I just wanna say "Rame"
I just wanna say "Asyik"
I just wanna say "Tabrakan"
I just wanna say "Rebutan"
I just wanna say "Pusing"
But HAPPY-nya LamaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaBgt
Bikin senyum aweeeeeeeeeeeeeeeeeeeeetbgt

First of January, I'm...........oh No...

Tahun baru kali ini aku ngerasa bahagia banget, banyak hal yang menghibur aku, mulai aku buka mata di pagi hari sampai aku menutup mata dimalam hari. Di pagi buta, hingga hari menjelang buta kembali, Setelah beberapa hari kemaren aku pengen banget teriak dan nyanyikan lagu TANGGA 'Oh Teganya' sekeras-kerasnya. setelah selama beberapa hari ini kerasa sepi banget.
Dan ternyata itu semua ga' terjadi pada tahun baru yang menyenangkan ini...aku ngerasa ada ditengah-tengah sahabat-sahabatku berbagi cerita juga tawa, berbagi kisah juga tangis, bisa teriak sepuasnya, bisa mengadu sepuasnya.
Tapi......Kebahagiaan itu aku dapat dari cara yang salah.
Kemaren...aku berusaha sejenak menghilang dari peredaran, bermaksud sembunyi dari hingar, berniat lari dari tatapan tak mengenakkan...aku pergi tanpa pamit...seakan tak ada beban aku melangkah pergi, hanya beberapa orang saja yang tau, karena seharusnya ta' ada yang boleh tau....
Ternyata ini salah satu bentuk kebodohanku.
Seharusnya suntuk itu bukan lari
Bukan sembunyi
Bukan menutup mata dan telinga
Tapi Suntuk itu...seharus menyelam
Menyelam ketengah keadaan yang aku rasakan waktu itu
Nurani aku mudah katakan itu
Tapi fikir dan hati aku.....???
BERONTAK
Aku bahkan ingin lari lebih jauh
Lebih jauh......
Dan kemudian hilang
Hilang untuk kembali pada duniaku yang sudah kembali seperti semula
Kalau sudah begini
Biar keadaan saja yang salah
Jangan Aku
Karna aku ta' mau kalau itu semua karna aku

Me

facebook aku