Selasa, 06 Januari 2009

The Man Behind Grandong

Akhhhhhhhh.....aku sendiri sedanga amat tidak bisa memahami, seakan aku sedang terikat oleh sebuah kabut tipis yang mengental disekujur tubuhku, kabut ini mengikatku, menjerat dan semakin membuat kepalaku tak dapat menoleh.
Ingin sekali aku tepis kabut tipis beratas namakan Kebecian ini. ingin sekali aku kembali bisa menoleh, kembali bisa menatap semua orang yang seharusnya tak pernah aku kaitkan denganmu (The Man Behind Grandong). Kabut ini yang aku rasa membuat aku terlihat uring-uringan beberapa minggu terakhir ini. Aku merasa mual tiap kali mendengar suaramu. Aku merasa ingin muntah tiap kali mendengar namamu disebutkan, Aku ingin teriak jika sekilas seolah wajahmu melintas di hadapanku.
Kebencian ini yang aku benci
Kebencian pada seorang yang hanya bisa berdiri dibalik iblis, bayanganya saja tak pernah tampak, yang terlihat dimataku hanya sebuah slide kelicikan yang juga pernah menarikku dan menjeratku.
Aku membencimu, sangat membencimu, seharusnya aku tak seperti ini...tapi sampai saat ini aku sulit melupakan satu kisah yang sempat dia tinggal dalam salah satu halaman sejarah hidupku.
Aku membencimu, sungguh membencimu, seharusnya aku tak seperti ini... tapi sampai saat ini permainannya masih sangat bisa aku ingat, sebuah permainan layang-layang yang sengaja dilepaskan dan kemudian dilepaskan agar teronggok dijalan atau di lumpur.
Aku membencimu, begitu membencimu, hingga aku merasa malu pada diriku sendiri, serasa hidupku belum bisa melupakanmu. Melupakan pahit yang aku sendiri berani kala itu untuk menghampirinya.
Aku ingin kamu benar-benar lenyap, agar aku tak lagi ingin berteriak, agar aku bisa kembali menoleh, agar aku kembali bisa menjadi aku, agar kamu tak lagi buat kisah dalam hidupku.
Maffkan aku yang telah begitu membencimu, ini bukan karna aku, tapi karna kamu. Kamu yang sudah banyak meninggalkan bayangan iblis dalam hidupku.
Aku berharap, aku bisa mengatasi kabut tips yang kian mengikatku...atau jika tidak aku ingin mengubah label nama kabut ini. Bukan lagi Kebencian, tapi Sebuah Pengalaman yang benar-benar dapat kueja, dan tentunya tanpa harus ku alami kembali, Semoga

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Me

facebook aku