Sabtu, 31 Januari 2009

Mata Kekuatan

Gemuruh entah kenapa aku rasakan
Pada suatu siang di salah satu pojok ruang
Ini gemuruh bangga
Ini peralihan kekuatan
Ini pewarisan ketegaran
Mata itu mebuat aku berusaha terus bertahan
Menguat dan mengeras
Mata teduh yang tak ingin datang redupnya

Jumat, 30 Januari 2009

Puaskah aku? / Salahkah aku?

Semalam semuanya tumpah, sebenarnya aku tak ingin semuanya seperti ini, kebencian yang selama ini aku biarkan tumbuh, namun sama sekali aku tak pernah berniat memupuknya, tapi tumbuh itu benar-benar sempurna, tanpa aku sadari tapi sangat aku rasakan, Sebenarnya ingin sekali untuk tumpahkan sedari dulu, menceracau dan berteriak.
Hari ini aku ingin katakan pada orang itu
"Kamu uji aku untuk siapa? Teman kamu yang mana lagi yang kamu bantu? Kamu ingin tau kuat atau tidakkah aku? Aku sama sekali ga' kuat. Aku ga' tau kalimat apa yang pas untu bilang sama kamu bahwa aku TAKUT, aku taku sama kamu"
Semua jadi hancur, brantakan dan luluh lantak, aku tau seharusnya aku ga' lari, seharusnya aku hadapi dan tuntaskan, tapi aku rasa aku terlalu naif untuk itu, rasa takut ini meraja, rasa gamang ini menjiwa, rasa jengah ini mengabut, dan semuanya itu aku pelihara.
Aku butuh waktu untuk katakan aku bisa, berani, dan mampu. Jadi tolong bantu aku!!! biar aku tenang sejenak, biar aku terpejam sejenak, sampai aku terlahir dewasa menurut semua mata.

You will let me go

Subuh ini aku berjalan pelan
Sangat pelan
Berharap setiap lekuk kaki ini menapak pasti di atas tanah

Subuh ini aku berjalan terseok
Sangat terseok
Berharap dingin dengan sempurna mengarungi tubuhku

Subuh ini aku berjalan tertatih
Sangat tertatih
Berharap mata ini tak berkedip hingga terpejam

Subuh ini aku berjalan sepi
Sangat sepi
Mengenang luapan air mata semalam

Luapan air mata penyesalan atau ketidak tahuan
Karena pernah dan tetap mengenal
Atau karena takdir telah terkumandangkan
Dan kemudian mengalir disetiap nada malaikat tuhan

Aku bukan siapa-siapa
Jadi untuk apa aku bagi dirimu?
Aku bukan siapa-siapa
Jadi untuk apa adaku bagi hidupmu?
Aku bukan siapa-siapa
Jadi untuk apa aku bagi duniamu

You will let me go???!!!
Please....

Selasa, 27 Januari 2009

Resapi Va !!! (Hapet)

Melepasmu-Drive

Tak mungkin menyalahkan waktu
Tak mungkin menyalahkan keadaan
Kau datang di saat ku membutuhkanmu
Dari masalah hidupku bersamanya

Reff
Semakin ku menyayangimu
Semakin ku harus melepasmu dari hidupku
Tak ingin lukai hatimu lebih dari ini
Kita tak mungkin trus bersama

Suatu saat nanti kau ‘kan dapatkan
Seorang yang akan dampingi hidupmu
Biarkan ini menjadi kenangan
Dua hati yang tak pernah menyatu

Back to Reff

Maafkan aku yang biarkanmu
Masuk ke dalam hidupku ini
Maafkan aku yang harus melepasmu
Walau ku tak ingin

Back to Reff

Semakin terasa cintamu
Semakin ku harus melepasmu dari hidupku
Tak ingin lukai hatimu lebih dari ini
Kita tak mungkin trus bersama

Aghhkkkk...

Akar....
Aku hidup atas tuhanku yang menjadikanmu
Dan kemudian menjadikanku
Aku bersaksi atas tuhanku yang ada
Dan tak pernah hanya mengada-ada
Angin...
Aku terhempas atas jeritmu
Yang kemudian membuatku malu dihadapan tuhanku
Persembahan agung yang tak pernah aku haturkan
Bukan karena tak mau
Tapi karena aku tak mampu
Awan....
Sengaja aku gumpalkan engkau
Agar tak terjatuh dan terhempas angin
Agar tak teronggok dan teseok akar
Namun kesengajaan ini yang aku sesalkan
Menjadikanmu seolah bom waktu
Yang telah tiba pada saatnya
Akghhhhh...
Entah untuk apa aku menjerit
Mungkin untuk akar yang kini berbalik menusukku
Mungkin untuk angin yang kemudian hilangkanku
Mungkin pula untuk awan yang kini hujaniku
Jengah....
Kenapa tak pernah alpa dalam rengkuh otakku?
Kenapa tak pernah pergi dalam lirih nadaku?
Malaikat...
Ku hadirkan teriakku untukku hayati
Memaknai cinta tuhanku
Yang sangat aku fahami
Namun sulit untuk menyeret sadarku
Malaikat...
Ku hadirkan tangisku untukku resapi
Meminimalisir jengah yang hadir karenaku

Karena aku tau...
Yang buatku sakit adalah aku
Yang buatku menangis adalah aku
Aku dan cacatku sendiri
Hemmm........Tenangkan aku wahai aku!!!

Menyelam dan Tenggelam

Aku merapatkan kantung mataku
Serasa aku merasa salah akan satu hal
Satu hal yang aku sendiri belum mengerti
Dan juga takkan pernah memahami
Ini rasa takut yang semakin aku rasakan
Keterlampaunnya membuat aku seolah tergugu
Dan aku...
Hanya bisa tertunduk dan menetes
Geram raga ini tak berkabut
Semua dapat menatap
Dan kemudian aku...
Terus mendekam dalam rasa takuku sendiri
Kenapa semua tak enyah saja sesaat
Hanya sesaat, dan bukan untuk selamanya
Sampai aku berkata
AKU SIAP, dan AKU SUDAH FAHAM
Saat ini bukan waktuku
Saat ini masih belum menjadi masaku
Grandong plis, kamu sangat mengganggu
Kamu buat aku seolah terlihat semakin cacat
Kamu buat aku geram disetiap ingatku
Kamu buat aku takut
Kamu baut aku ingin segera pergi
Tanpa aku tahu kata yang harus terlontar
Tanpa aku sadari sikap yang harus terhampar
Aku merasa terlanjur menyelam
Dan kini aku tenggelam
Aku karam
Karam atas kebodohanku sendiri
Grandong plis, kamu sangat mengusik
Kamu paksa aku menyelam
Dan kemudian membuat aku merasa tenggelam
Sekali lagi aku karam
Karam dalam hayalku sendiri
aku sakit Grandong
Trauma atas kamu

Kamis, 22 Januari 2009

KusyutTz Ni...

Ancriiiiiiiiiiitttttttttt
Kamu masih aja gangguin aku
Denger sekilas kasat mata tentang kamu aja aku enggan
Ampuuuuuuuun
Plisssss aku pengen tenang The Man Behind Grandong

Selasa, 20 Januari 2009

Hilang Part 2

Jangan malah menghilang
Jika yang kemarin hilang...dan
Kini dapat kau rasakan sinyal kembalinya
Jangan malah pergi
Dan kemudian tak hendak mencari
Karena ketidak siapan kehilangan yang kemarin
Masih sangat jelas terbias
Dan ingat satu hal
Jangan pernah mencoba lari
Jika kau tau. kau akan terjatuh nanti
Karena nanti...
Kau hanya bisa bisikkan tanya pada dirimu sendiri
"Ini Gengsi atau Egoisasi atau Ga' Percaya diri?"
Setelah itu kamu hanya bisa berkata
"Aku pasti kuat"
Sebuah kata yang terlontar lewat pekat matamu
Dan lewat linangan yang sengaja kau tengadahkan

Sebelum semuanya benar-benar pergi
Karena hari ini benar-benar tak akan kembali

Krisis

Krisis global yang sedang menimpa hampir seluruh manusia di permukaan bumi sekarang memang sangat menggemparkarkan, sangat melahirkan kekacauan, melukai dan menyakiti hampir 80% penduduk di muka bumi, Tapi tidak semua dari mereka merasakan dan memahami, mungkin hanya sebagian kecil dari orang-orang berkursi berfikir tentang penyelesaiannya, penyelesaian bagaimana caranya mereka tidak terimbas efek buruk dari krisis global ini, bukan bagaimana caranya menuntaskan krisis yang sudah membuat yang kacau semakin kacau dan yang raja semakin meraja
What ever-lah tentang krisis global don't know don't care dech....
Yang lebih kacau dan ngacauin hidup aku dan ternyata lebih gawat dari pada krisis global ni... ada krisis-krisis yang lain, yang bakal sedikit aku deskripsiin di blog aku edisi krisis ini...
Krisis PD (Percaya Diri)
Krisis ini akhir-akhir ini sedang tangguh-tangguhnya menyita pikiran aku, segala hal yang menyangkut menampilkan diri dimuka umum bikin aku ngerasa ingin sembunyi, ingin sekali rasanya membawa bantal untuk menutup muka aku sendiri kemanapun aku pergi, ingin menenggelamkan tubuh diantara tumpukan kapuk yang mungkin bisa menyembunyikan tubuhku. Sebuah krisis yang benar-benar dapat memaksa aku untuk terus keras berfikir, berfikir bagaimana caranya aku kembali menjadi aku, aku yang biasa, tanpa apa-apa. Aku tahu alasan kuat kenapa krisis ini melanda, perubahan yang sangat aku sadari betul keberadaannya, perubahan yang membuat aku menciptakan posting bertajuk Mie Sebelum Subuhku, perubahan yang membuat aku semakin lama berdiri depan cermin berputar dan berputar sehingga nampak semakin jengah wajahku, Perubahan yang membuat aku ingin menutup telinga tapi masih ingin mendengar, mendengar apakah perubahan ini sudah kembali berubah? Banyak perubahan yang bisa diterima begitu saja, ada yang tak terfikirkan bahkan, dan yang terparah jika perubahan itu mengundang kondentrasi untuk diperbudak olehnya, Pilihan terakhir itu yang sedang merayakan krisis PD beberapa bulan ini, Aku benci dan sangat membenci hal ini
Krisis KP (KePercayaan)
Selang beberapa hari krisis PD menjadi peminpin alam bawah sadarku, ada krisis lain yang rupanya juka hendak mengontrak sedikt ruang dan dalam jangka waktu yang lumayan lama dalam beberapa kubik otakku. Oh...Bukan....bukan kepercayaanku kepada Allah yang maha Indah yang sedang mengalami krisis, melainkan kepercayaanku pada beberapa pasang mata yang sempat bersatu dengan rasaku, beberapa hati yang pernah kukunjungi dengan resahku, beberapa jiwa yang telah kuperlihatkan tetes air mataku. Beberapa hari ini aku melihat dan hanya merasa tanpa tau dan mau tau bahwa apa yang aku lihat dan aku rasa itu benar adanya. Beberapa pasang mata itu, beberapa hati itu, ddan beberapa jiwa itu seakan semuanya berpaling dariku, seakan mereka menumpahkan rasaku diantara semak belukar, menuangkan resahku pada aliran lautan dan menyemaikan air mataku untuk kehidupan yang bukan kehidupanku.
Tuhannnn aku ingin krisis ini cepat berlalu, menghilang dan menyepi, agar aku dapat kembali merasa sakit itu tak benar-benar sakit

Minggu, 18 Januari 2009

Hilang Part 1

Sebuah kalimat pendek yang sedikit menyita perhatianku semalaman
"Jangan dihilangkan kalau takut kehilangan
Jangan dihilangkan kalau belum siap kehilangan
Jangan dihilangkan kalau kamu tak tau. mau atau tidakkah kamu kehilangan?"
Pernyataan itu agak lama terasa terngiang
Membuat sebagian rasa yang mengaliri darahku ikut mendesir
Membantu seluruh bulu kuduk untuk berdiri
Dan membantu melahirkan satu tanya
Benarkah banyak yang menghilang tanpa kuharap hilangnya?

Jumat, 16 Januari 2009

Teriak yang menenangkan

Kemaren aku menambah lagi daftar sejarah perjalanan hidupku, menyelusuri sebuah tempat baru yang aku tak tau tepatnya, derit becak yang aku tumpangi sangat aku hayati, menikmati setiap putaran roda yang terus membawaku menulusuri jalan berbatu, aku menikmati setiap detail yang tuhan suguhkan kemarin, memejamkan mata dalam pekat hatiku sendiri, berjalan bersama orang yang sedang merasakan hal yang sama denganku merupakan hal yang semakin membuat aku tau bahwa tidak hanya aku, dan bukan cuma aku.
Bukan hanya aku yang merasa, dan tidak satu-satunya aku yang bisa agak lama terdiam, hal tersebut bisa saja terjadi pada setiap orang, bahkan hampir semua akan merasakannya.
Sendiri, tak ada yang mengerti, tak ada yang mau memahami, sepi, tak berani percaya pada siapapun, tak berani bercerita pada mahluk tuhan manapun, terasa teronggok tanpa teman. Itulah yang aku rasakan, dan perasaan inilah yang kemudian menuntun langkahku untuk berjalan ke tempat yang mengizinkan aku teriak, sekencang-kencangnya, sampai tenang, sampai beban ini hilang.
Diantara air dan rumput aku berfikir
"Adakah sebuah damai yang kembali akan aku temui???"
Sisi sadar aku berbisik, mengatakan bahwa lari bukan satu solusi, bahwa berteriak buka satu obat. Sebuah kesalahan besar bagiku jika aku berusaha untuk lari, sebuah kealpaan besar bagiku jika aku hanya ingin mencari tempat untu berteriak. Air dan rumput bisa hidup berdampingan adalah bentuk kedamaian yang tuhan suguhkan, membuatku menatap dan berusaha memahami
"Siratan pesan apakah yang ingin tuhan sampaikan?"
Kembali aku tergugu pada suatu keyakinan yang sepertinya belum 100% aku yakini, "Kesendirian yang kemarin aku rasa sangat bisa aku atasi" sebuah rasa ingin yang dengan penuh haru aku tanamkan, ingin yang aku harapkan dapat benar-benar kurealisasikan dalam hidupku, yang kemudian dengan mengepal tangan sekuatku aku berusaha bangkit dan menyunggingkan senyum, meski pada awalnya terasa gamang, namun benar-benar aku bertarung, bertarung dengan penat dan jengah jiwaku sendiri, inilah pertarungan dua sisi yang sangat aku benci.
Benci ketika ada dua hal yang membuat jiwaku tak rukun, dan membuat semuanya menjadi kacau, kekacauan yang berkecamuk tanpa ada jendela tempat api mengalir pergi. Namun semua itu dengan terpaksa aku nikmati, sampai rasa ini benar-benar terasa mati.
Beberapa pilihan yang mungkin masih bisa aku pilih ketika galau, jengah, penat, resah, dan kacau menyapaku, entah yang mana yang masih dapat kukuatkan untuk ku jalani, akankah aku dia menutup telinga dan kemudian mulai menangis, atau aku harus menutup semuanya dengan senyum yang kemudian menyakiti jiwaku sendiri, atau aku harus lari dan pergi untuk kemudian harus kembali dan merasa sakit lagi, atau aku lakukan pilihan terakhir yaitu diam pejamkan mata dan kepalkan tangan seraya membisiki jiwaku sendiri dengan satu kata yang tak pernah terasa ampuh bagiku "Kamu kuat Cle!!!"

Rabu, 14 Januari 2009

Mie Sebelum Subuhku

Pagi ini...
Pada waktu yang belum terlalu pagi
Pada waktu yang masih terasa menusuk sum-sum
Aku mendesah kencang
Aroma mie yang baru aku rasakan bebrapa menit yang lalu masih terasa
Ada hiruk pikuk yang berteriak di otakku
Mie yang tadi ku makan untuk apa?
Untuk menahan jengahku sepanjang hari inikah?
Untuk membuatku dapat bersuara pada hari inikah?

Atau...
Mie sebelum subuhku hanya kamuflase periodik?
Yang sengaja aku jalani tanpa aku fahami
Mie sebelum subuhku hanya topeng rasa ?
Yang aku lakukan demi hal yang aku tak tau

Mie sebelum subuhku hadir karna jengahku
Mie sebelum subuhku hadir agar aku tak banyak bersuara sepanjang hari ini
Mie sebelum subuhku hadir karena takutku

Diam dalam aku terpejam
Menghayati angin subuh yang tak pernah sekalipun aku jiwai
Menikmati aroma tanah pagi yang tak pernah aku pedulikan
Diam ini membuatku tahu
Akan satu sisi egois dalam tubuhku sendiri
Ini adalah muhasabah pertamaku pada hari ini
Yang membuat aku berfikir dan memahami
Dan kemudian mebuatku berkata pada satu sisi egoku
"Biarkan saja tatap mata berlalu, Kaupun masih bisa berlalu bukan???"

Dan esok tak ada lagi mie sebelum subuh
Makan saja sepuasnya di semua waktuku
Agar suatu saat tak selamanya aku mendengar
Dan tak selamanya aku bersembunyi
Karena aku akan tetap menjadi aku
Yang mendengar atas dasar rasa
Itu saja


Minggu, 11 Januari 2009

Ganjil...

"Allah itu ganjil dan menyukai hal yang ganjil"
Kalimat itu yang kerap kali aku dengar
Lalu kenapa 'Ganjil' yang begitu agung yang sulit aku tuangkan?
Bagiku...
Sulit itu Ganjil
Ganjil itu sulit


1 Tuhan yang maha segala maha
Itu ganjil...
3 Salam di setiap awal seru umat-Nya
Itu ganjil...
Begitu unik ke-Agungan ganjil yang tuhan sukai
Tapi sekali lagi
Bagiku...
Sulit itu Ganjil
Ganjil itu sulit

Untuk menjadi 1 dalam hidupku
Aku merasa gamang menyelimuti
Sepi dan hampa itu yang tak pernah aku ingin
Untuk adanya orang ke-3 dalam sekian banyak hal
Aku merasa terlempar tanpa daya

Kemudian menjadikan 1 dalam hidupku
Sepi dan hampa itu juga yang aku takutkan


Ganjil membuatku merasa ada sebuah timpang yang tak terasa
Saat hadir orang ketiga... diantara dua kebersamaan
Saat hadir satu orang yang tak memahami akan keberadaan
Saat itu pula ada lirikan mengarah hanya pada satu sisi saja
Lalu...Bagaimana dengan sisi yang lain
Haruskah tersakiti karena Ganjil yang begitu Ganjal?


Lalu.................................................
Bagaimana dengan 5 ganjil yang aku jalani?
Bukankah akan menyisikan 1 yang berjalan dideret terakhir
Yang kemudian makan sepiring seorang
Yang kemudian terlambat mendengar bisikan lainnya
Menjadi 5 bukan sebuah pilihan yang pernah aku pilih

tapi itu sebuah kenikmatan yang aku jalani
Sekali lagi
Bagiku...
Sulit itu Ganjil
Ganjil itu sulit

Tapi kami begitu unik untuk suatu hal yang sulit
Semuanya membuat kami indah ditatap dan dihayat
Karna kami merasa jalan kami berbeda
Tapi kami tau bagaimana membuatnya serasa berhaluan sama
Karna kami sadar ada beragam cerita berlainan alur dalam babak kami
Tapi kami tau bagaimana membuatnya terasa disutradarai cinta dan rasa
Karna kami.... Ingin selalu menjadi kami
Bukan aku dan kamu

Jumat, 09 Januari 2009

Dalem Class Ne....

Sengaja aku tulis beberapa patah kata ini, ketika aku duduk di posisi terdepan di kelas IV B, pas jam pertama Kepesantrenan. Ka' Linda ngasi tugas, jadi aku cuma nungguin aja.

Aku Menatap, Saat Aku Duduk Di Meja Terdepan

Menjelajahi wajah-demi wajah yang terpekur
Bukan karena menangis untuk kesenduan
Tapi...
Untuk sebuah harapan yang tak terpendar

Ada riak bening dimata mereka
Riak yang teramat sangat mereka tahan
Demi sebuah harapan
Riak itu dengan sangat keras berusaha bermetamorfosis
Menjadi cairan yang kian mengental
Berusaha mengatupkan kelopak redup mereka

Namun dengan jengah yang sedikit mereda
Sekuat angin mereka berasa
Agar kelopak diwajah mereka tak semakin rapat mengatup

Air diwajah merekalah...
Yang kemudian terbias di mataku
Seolah aku sedang menanam darah di pundak mereka
Darah yang kemudian mengalir deras dan mendesir
Yang mebuat tanganku terangkat
Dan wajahku menjadi tengadah
"Harapan diwajah merekalah yang membuatku mempunyai Harapan"

Rabu, 07 Januari 2009

Ketawa Ding...*_*

Huuuuuuuuuuuuuuuuuuhhhhhh
Pengen buang nafas sepanjang jalan
Dan kemudian menariknya kembali
Pengen teriak sekuat tenaga
Dan kemudian tutup telinga
Dan aku ingin berbisik di salah satu stasiun radio :

Sebuah cerita untuk orang terdahulu
bukan untuk orang yang entah siapa
Rasanya berat untuk melengkungkan seulas senyum
Berat untuk kembali menyapa sekitar dengan sapaan menyenangkan

Serasa bibir ini dipenuhi sariawan
Tapi bukan itu....
Genggam tangan ini semakin menguat
Menahan amarah yang memang jika dalam keadaan normal tak seharusnya terumbar
Gigi ini semakin menggerutu dengan katup tajamnya
Menahan emosi yang seharusnya dalam dingin ia hanya bergetar
Wajah ini selalu ku usahakan tengadah
Menahan air mata yang beradu melompat

Aku sudah tak tahan dengan keadaan ini
Bukan karena siapa
Bukan juga untuk siapa

Ini semua bentuk dari jengah yang selama ini terpendam
Tepatnya bukan terpendam
Tapi berusaha kupendam

Jengah ini kini menjadi raja
Memblokir senyumku
Menyita tawaku
Menahan indah bernamakan keceriaan

Jengah ini yang membuat semua terasa mendingin
Membuatku terlihat seperti sendimen yang tenggelam
Jengah ini yang membuat semua terasa terhenti
Membuatku terlihat seperti layang yang sobek dan terpuruk
Jengah ini yang melahirka tanya dari beberapa pasang mata
Membuatku terlihat benar-benar sendiri

Aku sengaja kaitkan tanganku diantara lolong hatiku sendiri
Mungkin saja...aku temui sesuatu
Tapi siapa....???
Yang akan membawa dan menuntunku kembali
Pada senyumku, tawaku dan keceriaanku
Yang beberapa hari ini hilang bersama abrasi di laut merah
Laut merah hidupku sendiri

Semoga saja....
Akan datang orang itu
Tapi jika tidak
Aku akan berusaha terbang sendiri
Menemui indahku sendiri
Yang ternyata akan ada jika aku ciptakan sendiri

Selasa, 06 Januari 2009

The Man Behind Grandong

Akhhhhhhhh.....aku sendiri sedanga amat tidak bisa memahami, seakan aku sedang terikat oleh sebuah kabut tipis yang mengental disekujur tubuhku, kabut ini mengikatku, menjerat dan semakin membuat kepalaku tak dapat menoleh.
Ingin sekali aku tepis kabut tipis beratas namakan Kebecian ini. ingin sekali aku kembali bisa menoleh, kembali bisa menatap semua orang yang seharusnya tak pernah aku kaitkan denganmu (The Man Behind Grandong). Kabut ini yang aku rasa membuat aku terlihat uring-uringan beberapa minggu terakhir ini. Aku merasa mual tiap kali mendengar suaramu. Aku merasa ingin muntah tiap kali mendengar namamu disebutkan, Aku ingin teriak jika sekilas seolah wajahmu melintas di hadapanku.
Kebencian ini yang aku benci
Kebencian pada seorang yang hanya bisa berdiri dibalik iblis, bayanganya saja tak pernah tampak, yang terlihat dimataku hanya sebuah slide kelicikan yang juga pernah menarikku dan menjeratku.
Aku membencimu, sangat membencimu, seharusnya aku tak seperti ini...tapi sampai saat ini aku sulit melupakan satu kisah yang sempat dia tinggal dalam salah satu halaman sejarah hidupku.
Aku membencimu, sungguh membencimu, seharusnya aku tak seperti ini... tapi sampai saat ini permainannya masih sangat bisa aku ingat, sebuah permainan layang-layang yang sengaja dilepaskan dan kemudian dilepaskan agar teronggok dijalan atau di lumpur.
Aku membencimu, begitu membencimu, hingga aku merasa malu pada diriku sendiri, serasa hidupku belum bisa melupakanmu. Melupakan pahit yang aku sendiri berani kala itu untuk menghampirinya.
Aku ingin kamu benar-benar lenyap, agar aku tak lagi ingin berteriak, agar aku bisa kembali menoleh, agar aku kembali bisa menjadi aku, agar kamu tak lagi buat kisah dalam hidupku.
Maffkan aku yang telah begitu membencimu, ini bukan karna aku, tapi karna kamu. Kamu yang sudah banyak meninggalkan bayangan iblis dalam hidupku.
Aku berharap, aku bisa mengatasi kabut tips yang kian mengikatku...atau jika tidak aku ingin mengubah label nama kabut ini. Bukan lagi Kebencian, tapi Sebuah Pengalaman yang benar-benar dapat kueja, dan tentunya tanpa harus ku alami kembali, Semoga

Senin, 05 Januari 2009

Some One di 1 Januari

Satu january kemaren mang bener-bener ninggalin banyak kesan menyenangkan, Sampai Some one yang punya kisah khususdi hari itu, sampai hari ini masih terkenang.
Some one??? siapa??? bukankah pada hari itu banyak sekali cerita tentang anak manusia diantara kita berlima.
Salah stu cerita tentang seseorang yang terjadi ketika matahari sedang sedikit membakar. Kehadiran orang baru inilah yang bikin suasana jadi terasa sedikit lebih baru,Ada topik hangat baru di tahun baru kita. Seseorang yang sedikit berbeda dengan yang lainnya, sedikit lebih pendiam, lebih manis, lebih kalem,lebih bersahaja, lebih bijaksna, lebih dewasa, lebih sopan dan sedikit lebih mengerti keadaan sekitar.
Siapa ya?
It's Me
Tokoh satu-satunya yang punya kisah paling mengguncangkan di Satu Januari

Cerita Kemaren....

Fuih..... Lelah banget deh, Beberapa hari kemaren fikiran aku lagi suka meletup-letup, mau marah tapinya sama siapa??? (anggep ja aku personelnya Tangga) Pusing banget, kebayang ga' sih...??? Berdiri ditengah hiruk pikuk, bergelut dengan asap, terik matahari juga seakan ikut partisipasi teriak "Hauuuuuuuuuuuuuus"
Acara IKBAL Pamekasan yang begitu melelahkan, padahal aku cuma bantu ngurus keberangkatan dan perizinan santriwati aja, tapi itu udah bikin puyeng 99% gimana panitia yang dari awal dah ngurusi acara itu? pasti lebih capek lagi.
Huhhhhh...banyak banget kasus yang kejadian pas acara kemaren : ada anak yang mobilnya ga' dateng-daten pek maghrib, ada yang ketinggalan mobil trus nangis-nangis, ada anak yang over gaya keluyuran kemana-mana, ada orang angkuh yang suaranya cempreng abiz....ukhhhh semuanya pahit ga' ada sweet memory-nya sama sekali.
Saat itu kaya'nya seneng banget tapi benernya dongko abis dalam hati. Gerah... plus ditambah ada orang yang aku takuti seliweran disitu, makin ga' tenag hidup deh, heran aja dia kan bukan orang Pamekasan, kenapa ada di tempat itu ya???
Benernya yang buat aku pengen nulis cerita 4 Januari ini bukan kesibukan di Pamekasan, tapi satu pertanyaan yang dilayangkan seseorang sama aku sebelum keberangkatan ke Pamekasan, sekitar jam 11-12-an, yang jadi masalah orang itu bertanya ga' cuma brdasarkan pengamatan tapi juga berdasarkan pengetahuan, Pertanyaan itu sempet bikin aku kepikiran setengah mati, sepanjang jalan, sampai acara dimulai aku ga' konsen....ternyata perubahan sikap yang aku sendiri ga' sadar udah kecium orang...sebenenya ga' pengen berubah sih...cuma rasanya hati emang lagi ga' tentram
Itu aja ko' Ka' Nin......

Jumat, 02 Januari 2009

Converence Berlima.....Ouy

I just wanna say "Seru"
I just wanna say "Rame"
I just wanna say "Asyik"
I just wanna say "Tabrakan"
I just wanna say "Rebutan"
I just wanna say "Pusing"
But HAPPY-nya LamaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaBgt
Bikin senyum aweeeeeeeeeeeeeeeeeeeeetbgt

First of January, I'm...........oh No...

Tahun baru kali ini aku ngerasa bahagia banget, banyak hal yang menghibur aku, mulai aku buka mata di pagi hari sampai aku menutup mata dimalam hari. Di pagi buta, hingga hari menjelang buta kembali, Setelah beberapa hari kemaren aku pengen banget teriak dan nyanyikan lagu TANGGA 'Oh Teganya' sekeras-kerasnya. setelah selama beberapa hari ini kerasa sepi banget.
Dan ternyata itu semua ga' terjadi pada tahun baru yang menyenangkan ini...aku ngerasa ada ditengah-tengah sahabat-sahabatku berbagi cerita juga tawa, berbagi kisah juga tangis, bisa teriak sepuasnya, bisa mengadu sepuasnya.
Tapi......Kebahagiaan itu aku dapat dari cara yang salah.
Kemaren...aku berusaha sejenak menghilang dari peredaran, bermaksud sembunyi dari hingar, berniat lari dari tatapan tak mengenakkan...aku pergi tanpa pamit...seakan tak ada beban aku melangkah pergi, hanya beberapa orang saja yang tau, karena seharusnya ta' ada yang boleh tau....
Ternyata ini salah satu bentuk kebodohanku.
Seharusnya suntuk itu bukan lari
Bukan sembunyi
Bukan menutup mata dan telinga
Tapi Suntuk itu...seharus menyelam
Menyelam ketengah keadaan yang aku rasakan waktu itu
Nurani aku mudah katakan itu
Tapi fikir dan hati aku.....???
BERONTAK
Aku bahkan ingin lari lebih jauh
Lebih jauh......
Dan kemudian hilang
Hilang untuk kembali pada duniaku yang sudah kembali seperti semula
Kalau sudah begini
Biar keadaan saja yang salah
Jangan Aku
Karna aku ta' mau kalau itu semua karna aku

Me

facebook aku