Jumat, 24 Agustus 2012

Ramadhan Tahun Ini dan Kisah Selanjutnya

Semuanya ingin merasa nyaman, baik lelaki maupun perempuan, begitu juga saya, dan sampai saat ini aku belum tau akankah nyaman berada di sisi Uda atau malah sebaliknya. Tapi saya selalu ingat kata salah seorang teman baha mestinya kita selalu berfikir positif untuk hidup yang kita jalani. menjadikannya terasa indah dan dapat dinikmati. Kembali pada Uda, orang yang sekitar 3 bulan masuk dalam kehidupanku lebih dalam dan lebih dekat, bagaimana awalnya ingatan saya belum terlalu baik untuk kembali menuliskannya, 11 Ramadhan kata Uda ketika mengingatkan saya tanggal kami memulai untuk saling mengenal lebih jauh. Uda baik kata orang, Uda jarang marah dan bahkan gak pernah marah kata orang, Uda gak merokok dan ini masih kata orang, Uda suka menolong lagi-lagi masih kata orang. Bukan saya tidak mengenal Uda, saya mengenalnya. Sebelum 11 Ramadhan saya sering bicara dengannya, bertemu dalam suatu pekerjaan juga pernah, tapi hanya sekedarnya. Sayapun tidak tau kenapa Uda memilih saya untuk jadi salah satu dari sekian orang yang ingin Uda kenal, dan jujur saya cukup senang.
2 bulan berjalan biasa, kami memulai dengan pembicaraan dan obrolan ringan, saya rasa kami cukup dewas, tidak ada saling marah dan terlalu cemburu. Saya selalu tersenyum saat Uda telpon, semakin lama bicara dengan Uda semakin dekat rasanya, tapi beberapa kali timbul perasaan takut.
Maaf...kadang apa yang Uda harapkan banyak berbeda dengan saya.
Pernah Uda meminta saya berkerudung lebih lebar, bukan saya tidak mau Uda, tapi mungkin belum saatnya.
Uda juga pernah bicarakan masalah pekerjaan, nantinya Uda ingin saya tidak banyak kerja diluar rumah, tapi saya berfikir lain, pengalaman hidup ajari saya satu hal tentang perempuan, tentang perempuan lemah dah tidak mandiri, nantinya saya bisa apa? sedikitpun tak bisa apa-apa, rasanya saya akan jadi orang paling egois untuk adik-adik saya, saya tak punya maksud terlalu muluk-muluk, saya hanya ingin bisa sedikit bantu. Mungkin hidup Uda tak sesulit saya selama ini, saya faham, tapi saya juga ingin Uda tahu tentang perasaan saya saat melihat mata gundah ibu, rasanya saya tak ingin punya mata gundah serupa nantinya, beberapa kali ibu juga pernah bicarakan ini dengan saya.
Kali lain Uda bicarakan masalah anak angkat, waktu itu saya fikir Uda terlalu jauh berbicara, tapi saya masih tetap ikuti, tapi diam-diam saya jadi berfikir lebih kerap, seoerti stres dini saya terlalu berfikir pusing, diawal pernikahan nanti mungkin saya akan sangat sulit beradaptasi, mengkondisikan diri sebagai istri, memerankan peran sabagai menantu, mengerjakan pekerjaan rumah dan banyak balu yang saya masih perlu adaptasi, saya ingin Uda mengerti mungkin nantinya saya masih belum sanggup untuk adopsi, saya juga masih belum tau apakah nantinya saya akan mulai menyukai baby, saya masih perlu belajar ini itu, saya harap Uda tidak menjejali banyak hal bertubi nantinya, tapi saya selalu akan berusaha demi Uda. Saya janji untuk ini
Sayangnya sampai detik ini saya masih bingung, saya berfikir komitmen yang kita jalani terlalu cepat saya proses, entah otak bagian mana yang saya gunakan untuk menjalani semua ini, bapak dan ibu saya saja tak sedikitpun saya libatkan, rasanya terlalu cepat saya memutuskan. Tapi bukan berarti saya sesali apa yang sudah kita jalani, saya sangat menikmatinya, saya senang ada Uda untuk saya, saya bersyukur dipertemukan dengan Uda, Banyak pelajaran sang saya pelajari dari Uda...tentang kesabaran,kepedulian, menghormati, menghargai orang lain, membina hubungan dengan baik dan masih banyal hal lain. Uda tidak perlu khawatir tentang perasaan saya, seserius apa Uda, seserius itu pulalah saya. Jadi jangan lagi mempertanyakan kangen atau tidak saya, karena saya selalu malu ketika Uda tanya tentang hal itu, karenanya saya selalu bilang tidak. Rupanya saya terlalu malu ketika uda serempetkan bahasa setara romantis ketika berbicara.

Sabtu, 11 Februari 2012

Selamat Ulang Tahun Muhammad-ku

PERAYAAN MAULID NABI MUHAMMAD Perayaan Maulid Nabi Muhammad Saw sudah menjadi tradisi positif dimana-mana, khususunya di seluruuh pelosok nusantara. Tetapi, siapakah orang yang pertama kali merayakan peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw secara terang-terangan dan besar-besaran? Syeh Muhammad Ali Qudus menjelaskan, bahwa orang yang pertama kali merayakan peringatan Maulid Nabi Muhammad Saew adalah Al-Malik Al-Mudoffar Abu Said dari Ibril. Di mana beliau merayakannya pada bulan Rabiul Awal dengan perayaan yang sangat luar biasa. Sedangkan orang yang menulis seputar perayaan Maulid Nabi Muhammad Saw adalah Al-Hafid Ibnu Dahiyyah dengan judul ‘’Al-Tanwir fi Maulidi al-Siraji al-Munir’’. Kitab ini satu-satunya buku yang secara khusus membahasa tuntas masalah peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw. Selanjutnya, muncullah kitab-kitab baru yang merujuk pada di atas hingga sekarang. Selanjutnya, Syeh Muhamamd Ali Qudus mengatakan bahwa merayakan Maulid Nabi Muhammad Saw adalah perkara bid’ah, tetapi bidah yang bagus (Bidah Hasanah). Syeh Al-Imam Abu Samah Gurunya Imam Nawawi mengatakan:’’ dari sebagian perkara bid’ah yang berkembang di jaman sekarang ini (dulu) sebagaimana yang dilakuan oleh banyak orang setiap tahun yang bertepatan dengan kelahiran Nabi Muhammad Saw, seperti; Sedekah dan amal kebaikan, menampakkan kebagiaan dan kegembiraan. Sesungguhnya yang demikian itu bagian dari perbuatan baik (ihsan) bagi orang-orang miskin yang merasakan atas rasa cinta kepada Nabi Muhammad Saw dan meng-agungkannya. Dan, juga wujud rasa Syukur atas kehadiran Nabi Muhammad Saw yang di utus oleh Allah Swt untuk memberikan rahmat kepada alam semesta. Ibnu Hajar-pun angkat bicara masalah ini, sebagaimana dalam sebuah pernyataan Syeh Muhammad Aloi Qudus bahwa Syeh Ibnu Hajar mengambil istimbath (pendapat) yang menyatakan bahwa Maulid Nabi Muhammad Saw bersumber pada Sunnah Nabi Saw. Beliau mengutip salah satu hadis Nabi Saw yang menjelaskan saat Nabi Saw menginjakkan kaki di kota suci Madinah, beliau Saw mendapatkan penduduk Madinah (Yahudi) sedang berpuasa bulan Al-Syura’. Melihat orang-orang Yahudi berpuasa, lantas Nabi Muhammad Saw bertanya kepada mereka seputar puasa tersebut, kemudian mereka menjawab:’’ hari itu adalah hari tenggelamnya Firaun, dan hari keselamatan Nabi Musa as’’. Dan kami berpusa sebagai bentuk rasa Syukur atas keselamatan Musa as. Mendengar jawaban itu, Nabi Saw menjawab singkat:’’ kalau begitu, kami lebih berhak terhadap Nabi Musa dari pada kalian’’. Hadis ini juga mengisyaratkan bahwa bersyukur terhadap anugerah Allah Swt pada waktu atau hari tertentu, atau terhadap kenikmatan yang begitu agung atas kehadiran Nabi Muhammad Saw. Bentuk rasa Syukur dengan cara merayakan Maulid Nabi Muhammad Saw, bisa dirayakan dengan bermacam-macam, seperti; memperbanyak sedekah, shlolat sunnah, rajin puasa sunnah, membaca al-Qur’an, bukan merayakan dengan perayaan yang dilarang oleh ajaran dan bertentangan dengan agama dan moralitas Demikian yang berhasil saya kutip dari situs "kompasiana" Entah apa aja yang di tuliskan redaktur kompasiana, yang jelas aku turut merayakan hari lahirnya Rasulku. Begitu juga D'Zaki yang dengan penuh semangat melantunkan lagu yang dipopulerkan Hadad Alwi dan Anti "muhammadku-muhammdku dengarkanlah seruanku, aku rindu-aku rindu kepadamu Muhammadku....." Demikian suara cemprengnya bernyanyi dengan gaya khusyu'nya yang khas. Ini pertama kalinya setelah aku dewasa menikmati suasana maulid nabi di luar pesantren, dan aku jadi tersenyum. Masyarakat benar-benar beragam, Budayapun demikian. I. Di daerahku ada banyak keluarga yang merayakan maulid nabi, bahkan sebelum bulan maulid tiba sudah ada yang amolot, begitulah orang madura menyebut hari lahir Muhammad singkat. Mungkin ini hal biasa, yang menjadi keunikan tersendiri dalam pikiranku adalah ketika kalimat sallallahu 'ala muhammad dilantunkan bersamaan dengan berdirinya seluruh peserta atau undangan. Mereka semua berebut kue yang digantung di langit-langit ruangan. aneka jajanan yang biasa dijual di kantin-kantin SD, kisaran harganya kira-kira Rp. 100 sampai Rp. 1000. Tidak hanya itu

Sabtu, 04 Februari 2012

Hari Mingguku Sayang

Minggu pagi mungkin bagi kebanyakan adalah hari menyenangkan, setiap malam minggu aku selalu membayangkan bisa berkeliling arek lancor "tugu kebanggaan yang menjadi symbol kotaku" PAMEKASAN. Membayangkan bisa memiliki waktu sengang sampai jam 08.00 WIB. Menikmati udara sejuk di alun-alun kota yang diapit mesjid megah dan gereja besar. mencicipi jajanan-jajanan madura, meneguk jamu sehat, berkeringat segar setelah berlari-lari kecil mengelililngi area arek lancor. Ya benar...itu cuma bayangan, yang ketika membuka mata di minggu subuh harus aku tepis, dan tersenyum untuk hal lain yang lebih nyaman aku bayangkan UANG, hehehe materialistis banget ya pikirannya, padahal masih baru melek. Tapi itulah kenyataannya, mengajar les matematika dan B.Inggris setiap sore dan 6 jam di hari minggu adalah satu sebab aku bisa belanja sesuka hati. Dengan waktu soreku yang kujual untuk berteriak dan berhitung di depan anak setingkat SD aku bisa selalu tersenyum setiap awal bulan, RP. 700.000,- di tangan mungkin memang jumlah yang kecil, tapi setidaknya aku sangat bersyukur. Bersyukur karna tak lagi minta uang pada orang tua agar HP ku tetap berdering, bersyukur karena mampu memberi makan modem ini setiap bulan, bersyukur karena bisa bergaya layaknya orang kaya depan adik-adikku, mereka tinggal sebutkan ingin apa, maka dengan senang hati aku mengabulkannya. Hingga selalu aku berkata sambil menengadah ke langit Tuhan...ini kebahagiaan luarbiasa dan tidak lupa aku lanjutkan ungkapan Syahrini dengan serius Alhamdulillah Minggu pagiku boleh hilang, tapi bukan berarti aku tak menemukan kebahagiaan lain, karena kebahagiaan itu benar-benar aku yang ciptakan. Jam 07.00 di Minggu pagi, rasanya aku bernostalgia dengan Matematika saat masih dibangku SD. Saat aku sampai menangis karna tak cepat hafal perkalian dan selalu bingung pada pembagian. Mengingat saat bapak terlihat kesal karena aku lambat sekali faham, tersedu ketika tau aku tereliminasi untuk ikut lomba bidang studi matematika. Hemm....ingin lanjut ku tulis apa yang kuingat, tapi rasanya sudah sembab mata ini. Saat ini ketika aku dihadapkan kembali pada materi Matematika, yang dulu aku berusaha keras mempelajarinya hingga nilai 95 berhasil menjadi nilai akhirku, aku bergumam kecil ya ampun...dulu ko' aku segitunya ya...?! Gampang gila!. Ini komentarku yang sedikit sombong. Sombong? Pada siapa? Anak SD? Hehehe lagi-lagi aku bergumam Dulu aku separah mereka gak ya??? enggak ah.... Hemm...lagi-lgi sombong. 18 anak kelas V SD murid pertamaku di hai minggu, mereka bertemu denganku lagi pada hari jum'at setelah asar sampai jam 5 sore...huft...I Love Them, mereka seperti potret masa kecilku. Berburu ilmu, bertengkar, mencari teman, bingung akan melanjutkan sekolah, malas belajar, takut ortu, pengen jalan-jalan dan lainnya. Seandainya diatas kepala mereka tertulis status FB, mungkin yang tercatat di wall-nya adalahh Habis les mau ke kolam renang atau Habis ini langsung cari bakso atau mumpung minggu maen di golden yuk Hemmm...pikiran untuk bermain pasti sedang memenuhi rongga kepala mereka, tapi yang buatku terharu mereka selalu bertanya Habis ini selesai soal lagi ya Bu? Entahlah itu pertanyaan semangat atau malah pertanyaan khawatir. Yang jelas aku bersemangat untuk mereka Babak ke-dua di Minggu pagiku, ini adalah moment yang entah aku suka atau aku lelah. Murid-muridku kali ini hanya 6 orang. 4 orang masih duduk di kelas 1 SD, satu orang lagi kelas II, satu lagi seusia D'Vela yang seharusnya kelas VI tapi malah masih kelas IV. Aku katakan mereka special. Mereka berjalan masih berjarak dua rumah dari rumahku suaranya sudah terdengar. Riuhnya, ramainya, cemprengnya, tangisnya, teriakannya selalu sukses membuatku bosan tapi selalu rindu. Mereka semua anak desa, berbeda dengan murid babak pertamaku di Minggu pagi yang notabenenya anak kota. Anak-anak special ini adalah mimpi para orang tua yang berharap anak-anaknya bisa casciscus berbahasa Inggris. Mereka datang dengan semangat yang komplit, aku katakan komplit karena mereka datang tidak hanya dengan tas berisi alat-alat tulis, tapi juga ada gangsing, balon tiup dan mainan-mainan lain. Mereka berteriak mengatakan bah I'm fine thank you miss kata-kata yang menjadi favorit bagi mereka untuk diteriakkan, meskipun aku belum bertanya, hehehe... Bersambung dulu ya ceritanya... Intinya Hari Mingguku tetap menyenangkan

Me

facebook aku