Sabtu, 04 Februari 2012

Hari Mingguku Sayang

Minggu pagi mungkin bagi kebanyakan adalah hari menyenangkan, setiap malam minggu aku selalu membayangkan bisa berkeliling arek lancor "tugu kebanggaan yang menjadi symbol kotaku" PAMEKASAN. Membayangkan bisa memiliki waktu sengang sampai jam 08.00 WIB. Menikmati udara sejuk di alun-alun kota yang diapit mesjid megah dan gereja besar. mencicipi jajanan-jajanan madura, meneguk jamu sehat, berkeringat segar setelah berlari-lari kecil mengelililngi area arek lancor. Ya benar...itu cuma bayangan, yang ketika membuka mata di minggu subuh harus aku tepis, dan tersenyum untuk hal lain yang lebih nyaman aku bayangkan UANG, hehehe materialistis banget ya pikirannya, padahal masih baru melek. Tapi itulah kenyataannya, mengajar les matematika dan B.Inggris setiap sore dan 6 jam di hari minggu adalah satu sebab aku bisa belanja sesuka hati. Dengan waktu soreku yang kujual untuk berteriak dan berhitung di depan anak setingkat SD aku bisa selalu tersenyum setiap awal bulan, RP. 700.000,- di tangan mungkin memang jumlah yang kecil, tapi setidaknya aku sangat bersyukur. Bersyukur karna tak lagi minta uang pada orang tua agar HP ku tetap berdering, bersyukur karena mampu memberi makan modem ini setiap bulan, bersyukur karena bisa bergaya layaknya orang kaya depan adik-adikku, mereka tinggal sebutkan ingin apa, maka dengan senang hati aku mengabulkannya. Hingga selalu aku berkata sambil menengadah ke langit Tuhan...ini kebahagiaan luarbiasa dan tidak lupa aku lanjutkan ungkapan Syahrini dengan serius Alhamdulillah Minggu pagiku boleh hilang, tapi bukan berarti aku tak menemukan kebahagiaan lain, karena kebahagiaan itu benar-benar aku yang ciptakan. Jam 07.00 di Minggu pagi, rasanya aku bernostalgia dengan Matematika saat masih dibangku SD. Saat aku sampai menangis karna tak cepat hafal perkalian dan selalu bingung pada pembagian. Mengingat saat bapak terlihat kesal karena aku lambat sekali faham, tersedu ketika tau aku tereliminasi untuk ikut lomba bidang studi matematika. Hemm....ingin lanjut ku tulis apa yang kuingat, tapi rasanya sudah sembab mata ini. Saat ini ketika aku dihadapkan kembali pada materi Matematika, yang dulu aku berusaha keras mempelajarinya hingga nilai 95 berhasil menjadi nilai akhirku, aku bergumam kecil ya ampun...dulu ko' aku segitunya ya...?! Gampang gila!. Ini komentarku yang sedikit sombong. Sombong? Pada siapa? Anak SD? Hehehe lagi-lagi aku bergumam Dulu aku separah mereka gak ya??? enggak ah.... Hemm...lagi-lgi sombong. 18 anak kelas V SD murid pertamaku di hai minggu, mereka bertemu denganku lagi pada hari jum'at setelah asar sampai jam 5 sore...huft...I Love Them, mereka seperti potret masa kecilku. Berburu ilmu, bertengkar, mencari teman, bingung akan melanjutkan sekolah, malas belajar, takut ortu, pengen jalan-jalan dan lainnya. Seandainya diatas kepala mereka tertulis status FB, mungkin yang tercatat di wall-nya adalahh Habis les mau ke kolam renang atau Habis ini langsung cari bakso atau mumpung minggu maen di golden yuk Hemmm...pikiran untuk bermain pasti sedang memenuhi rongga kepala mereka, tapi yang buatku terharu mereka selalu bertanya Habis ini selesai soal lagi ya Bu? Entahlah itu pertanyaan semangat atau malah pertanyaan khawatir. Yang jelas aku bersemangat untuk mereka Babak ke-dua di Minggu pagiku, ini adalah moment yang entah aku suka atau aku lelah. Murid-muridku kali ini hanya 6 orang. 4 orang masih duduk di kelas 1 SD, satu orang lagi kelas II, satu lagi seusia D'Vela yang seharusnya kelas VI tapi malah masih kelas IV. Aku katakan mereka special. Mereka berjalan masih berjarak dua rumah dari rumahku suaranya sudah terdengar. Riuhnya, ramainya, cemprengnya, tangisnya, teriakannya selalu sukses membuatku bosan tapi selalu rindu. Mereka semua anak desa, berbeda dengan murid babak pertamaku di Minggu pagi yang notabenenya anak kota. Anak-anak special ini adalah mimpi para orang tua yang berharap anak-anaknya bisa casciscus berbahasa Inggris. Mereka datang dengan semangat yang komplit, aku katakan komplit karena mereka datang tidak hanya dengan tas berisi alat-alat tulis, tapi juga ada gangsing, balon tiup dan mainan-mainan lain. Mereka berteriak mengatakan bah I'm fine thank you miss kata-kata yang menjadi favorit bagi mereka untuk diteriakkan, meskipun aku belum bertanya, hehehe... Bersambung dulu ya ceritanya... Intinya Hari Mingguku tetap menyenangkan

1 komentar:

  1. nice post ci... masyaAlloh ya... dah bisa ngajar, jadi pahlawan tanpa tanda tangan... (eh jasa...!) hehehe

    BalasHapus

Me

facebook aku